Jumat, 09 Desember 2011

Desember

Bulan ini adalah bulan terakhir tahun yang ada sekarang, tapi perjalanan hidup terus menggerus waktu dan tidak menyisakan keberhentian. Sudah lama setelah pertemuan pertama saat dahulu dengan Melodi. Hari-hari terlalu cepat untuk bergulir di tengah musim penghujan. Matahari terasa begitu menyengat dan juga terasa begitu teduh bulan ini. Di siang hari burung-burung dan bebungaan yang kuat bercanda riang bermandikan sinar matahari pagi yang terang. Tetapi bagi mereka yang renta, sinar ini membakar mereka sampai tergolek di dalam sarang-sarang mereka sendiri dan di jalanan yang diterjang oleh kendaraan yang lalu lalang. Kami berbincang lewat komputer dan hanya bisa saling memandangi wajah yang terasa begitu asing namun begitu dekat dengan mata. Di awal bulan ini gurauan dan tawa saling terbahasakan melalui komputer tanpa pernah kudengar suaranya secara langsung. Seperti mimpi-mimpi yang nyata dalam dunia fana, seperti angin yang hanya bisa kurasakan tanpa bisa kulihat dan kutangkap bentuk tawamu. Angin yang berhembus di dunia ini bisa bernyanyi, melagukan keresahan ombak yang senantiasa merindukan sang pantai sebagai kekasihnya. Angin juga bisa melagukan keriangan pagi hari dalam cumbu bebungaan.
Aku baca sebuah kabar dalam komputer tempat kita berdua mengisahkan kata-kata. Kau isi layar itu tetapi aku meragukan jika itu kamu. Seminggu berlalu. Aku menghayati apa yang terjadi diantara kesibukan hari-hari yang melaju. Aku meneleponmu, ingin mendengar kata-kata yang biasa kau tuliskan dalam layar elektronik. Siang ini matahari terik dan telepon berdering menunggu jawaban telepon darimu. Suara laki-laki yang kudengar. Aku merasa asing. Suara datar yang terdengar dari seberang telepon membuat aku berperangai lebih ekspresi. Setelah beberapa saat bercakap, aku tutup telepon dengan sedikit senyum gurauan. “Dasar orang yang tidak punya etiket bertelepon” begitulah hatiku berkata. Hari-hari berlalu tanpa ada kabar darinya. Di suatu maghrib dua minggu akhir tahun ini, tiba-tiba melodi meneleponku dan sungguh aku tidak begitu mengerti maksud dan tujuan telepon darinya itu. Seminggu kemudian, dia melakukan hal yang sama. Aku terdiam dalam keremangan yang berteman dengan kumandang adzan.

Selasa, 29 November 2011

November

Tidak terasa sudah hampir dua tahun setelah kelulusanku dari sekolah yang mengambil bagian dari ceritera masa mudaku. Aku mengenangkan tanaman-tanaman yang tumbuh liar dan yang terawat di sekitaran tempat kami berjalan dan bersendau gurau di sela-sela pelajaran. Desahan dahan-dahan yang menahan dinginnya angin sore musim hujan dan musim yang menguliti daun-daun dari dahan-dahan tua sebuah pohon tinggi yang terus bertahan hidup. Melihat itu semua hatiku jatuh dan benih cintaku menghujam bumi untuk terus tumbuh. Menampikkan tabir-tabir menuju cahaya terang ilmu pengetahuan. Membuka sudut-sudut hatiku dan meneranginya. Cinta datang padaku dengan lidah dan air mata serta keheningan suara orang-orang yang membicarakan cinta. Aku masih mengenang jalan-jalan yang merekam seluruh permainan kita, gurauan kita bahkan bisikan-bisikan kita. Perjalanan hidup kita bisa menjadi saksi yang berbunyi lantang maupun bisu dengan segala rahasianya, mendekap segala unggapan, menangkap tawa, suatu ceritera yang dialami seluruh manusia, yang memang ada dan tak mungkin mati, ia akan abadi hingga tak ada yang mampu lagi mengenangnya. Kalian pun pasti pernah mengalami kenangan-kenangan yang di samping-sampingnya tumbuh anggrek-anggrek dan bunga lainnya yang tak kalah memikat pandangan dan hati.
Mengingat hal itu, aku beranjak dari kesibukanku untuk bertemu teman lama yang mengundangku kerumahnya, seorang teman semasa sekolah dua tahun yang lalu. Hari itu adalah sebagian dari penghujung musim hujan yang teduh. Rumput-rumput menghijau cemerlang, pohon-pohon cemara menantang gerusan kendaraan yang lalu lalang dengan tegar bagaikan gunung yang tak goyah diterpa musim-musim yang terus berulang. Aku mengunjungi rumahnya yang tak seberapa jauh dari tempat sekolah kami dahulu. Perbincangan-perbincangan pun bergulir mengenai hal-hal yang kami alami dan yang tak kami ketahui tentang keadaan sekitar. Sedang kami bercakap-cakap, temanku seperti sedang mengingat ingat sesuatu dengan menudingkan jari telunjuknya ke keningnya yang datar. Mencoba mengingat sesuatu dan sejurus kemudian menyebut nama seorang kawan lama bernama Melodi dan menceritakan pertemuan dan perbincangannya dengan perempuan itu. Ia coba membuatku mengingat tentang kejadian-kejadian masa lalu saat kami remaja dan menuntut ilmu bersama.
Aku mencoba mengingat kejadian dan permainan masa remaja kami bersama bagaikan seorang asing mengingat tempat yang pernah ia singgahi dalam perjalanan dan pengembaraannya yang panjang. Aku mengenangkan wanita itu dengan bantuan teman lamaku tersebut. Disebutkannya kejadian-kejadian yang pernah kami alami dan hal-hal kecil yang aku tidak ketahui. Temanku menatap mataku dengan tajam dan menyentuhkan pikirannya ke pemahamanku bagaikan sebilah pisau dingin yang menyentuh kulit. Temanku menyarankan untuk menghubunginya dan mengenangkan kembali masa muda kami yang menurutnya indah untuk dikembalikan ke dalam gairah masa depan. Aku masih mencoba mengingat wajah seorang wanita yang sedang dibicarakan temanku itu dengan seksama seperti seorang murid yang membolak-balik halaman buku catatannya menyiapkan hari ujian. Dunia pasti berputar dan ada waktunya semua berubah, termasuk kelalaian dan kealpaanku akan sosok dan rupa wanita itu. Dengan bergulirnya hari dan waktu yang sedang pesta warna dalam senjakala aku berpamitan kepada temanku untuk kembali ke rumah. Aku menitipkan salam kepada keluarganya dan kepada wanita masa lalu yang masih asing dalam pandangan ingatanku. Seandainya kau bertemu dengannya lebih dahulu ketimbang diriku dan jika kau pun coba mengingatkan perihal diriku kepada dirinya, sampaikan salamku kepadanya. Aku mengucapkannya diiringi salam perpisahan sembari menepuk pundaknya yang tipis. Matanya dalam dan senyumnya mengembang seolah-olah tahu waktu dan saat dimana ia akan bertemu dengan wanita itu. Baiklah temanku, jika aku bertakdir untuk bertemu dengannya lebih dahulu, aku berdo’a agar aku tak pernah lupa dan lalai untuk menyampaikan salam hangatmu. Aku merasakan getar suaranya dan meresapi kata-katanya yang terasa magis. Sepertinya keajaiban dan keanehan muncul secara bersamaan bagaikan takdir yang begitu gaib. Aku beranjak dari rumahnya dengan diiringi seulas senyuman dan bayang-bayang pepohonan yang mengiringi perjalanan sore ini. Angin menyapa dan mengalun bagaikan menusuk relung hati yang paling dalam. Aku masih terus membayangkan kegaiban kata-kata temanku saat roda-roda kendaraanku berpeluh dengan aspal yang sedikit basah.
Mungkin semua orang akan merasakan pengalaman yang akan menjadi suatu langkah pendewasaan diri. Seperti gelombang-gelombang ombak yang terus berulang mengajarkan arti pertemuan dan perpisahan dan ketika rembulan meredamkan gejolak yang terjadi, arti pertemuan dan perpisahan semakin syahdu dan menyayat hati. Setiap manusia hidup dalam dunia yang sama, tetapi terkadang mereka memiliki dunianya sendiri, dunia yang memiliki musim berbeda, langit dan pelanginya pun berbeda, hanya manusia-manusia yang berhati murnilah yang mampu melihatnya tanpa terselubung oleh kepalsuan dunia semu. Dalam sela waktu pekerjaanku, aku sempatkan melihat dunia yang luas namun sempit, dunia yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu dan aku bersyukur menjadi salah satu diantara mereka. Aku teringat sebuah nama yang disebutkan temanku tempo hari. Aku melihat-lihat rumahku di dunia itu dan sebuah nama sudah diantarkan untuk mengetuk pintu rumahku. Aku mempersilahkannya memasuki pekarangan rumah dunia semuku. Aku lihat wajah, rupa dan mencoba kembali menggali ingatan yang terbenam. Ingatan itu akan terus berputar seperti matahari yang terbit dan terbenam, ia akan terbenam untuk hadir kembali pada saat yang sudah digariskan, seperti itulah ingatan akan wajah dan sosok wanita yang memasuki pekaranganku dan menyapaku seperti seorang teman lama kendati aku belum benar-benar yakin jika benarlah ia yang tempo hari disebut temanku, seorang teman wanita, teman dari masa muda yang hijau dan cemerlang bermandikan sinar surya, teman yang bernama Melodi.

Rabu, 16 November 2011

PENGANTAR

Dalam usia muda, cahaya cinta bisa sekehendak hati membuka mata setiap orang yang dikehendakinya dengan sinar-sinar nya yang terang dan penuh keajaiban. Sedangkan jari-jari nya yang membara memeluk tubuh yang menghangatkan atau meremukkan hati orang yang dipilihnya. Dan melodi adalah wanita yang mengajarkanku tentang keberanian dan ketegaran cinta dengan jiwa dan raganya sendiri.

Setiap orang pasti mengingat cinta yang pernah dilaluinya yang dikenangnya dalam relung hati dan membuat bahagia di atas sejuta misterinya yang pahit. Perjalanan cinta bisa membuat orang terlena, menangis bahkan sampai pada titik putus asa, tetapi sungguh cahaya cinta itu tidak bermaksud untuk membuatmu terpuruk. Air mata yang jatuh membasahi pipi, mata yang sembab, pikiran yang mengawang berontak melawan mimpi dalam tidur malam ataupun seulas senyuman bahagia dan gelak tawa takkan bisa mengatur perangai dan jalan takdir yang berkuasa sekehendak hati.
Kenangan-kenangan yang tercipta dan tertinggal dalam hati membuat jiwa-jiwa menjadi terpenjara dalam kebebasannya. Dalam hati kalian pasti ada suatu benang merah yang siap memicu segala kenangan yang tersimpan rapi dalam memori untuk berputar dalam bayangan dan pemikiran.
Hingga lampu pencerahan datang dengan membawa tanda cinta yang dapat membuat hati ini tertanam dan melayang-layang di atas serakan manusia Jakarta. Aku kuburkan segala kenangan dan mengucapkan selamat tinggal pada cinta yang kau berikan penuh kedewasaaan. Pohon-pohon dan rerumputan yang tumbuh di atasnya tidak mampu mengisahkan cerita kita, meskipun mereka meresapi elemen-elemen dari jasad cinta kita. Begitu pula burung-burung yang mencari keriangan di atas dahan-dahan pohon kita, mereka pun tak mampu melagukan keluh yang menyayat dan rintihan hati yang melakonkan cinta.
Jika kalian melintasi pohon takdir yang sama denganku, berhentilah sejenak dan berjalanlah diam-diam karena kau pasti tidak ingin membangunkan jasad cinta yang remuk dan membusuk di dalam sinar hangat cinta yang membara. Jiwaku melayang-layang, mungkin juga jiwanya, meratapi dahan-dahan pepohonan dalam ratapan duka cita yang menangis meratapi kepergianku yang kemarin masih berupa kecupan-kecupan bibir dan pujian manis dalam alunan melodi-melodi mimpi kehidupan. Namun sekarang tinggal menjadi rahasia sunyi dalam rengkuhan langit dan pelukan bumi.
Jika kalian tidak melintas dan hanya melewatinya, pandangilah dia yang sedang tumbuh menjadi bunga yang mewangi selalu tanpa mengikuti keteraturan musim. Seorang wanita yang telah tumbuh bersama tangan-tangan kehidupan lebih bisa menjaga keharuman tetaman, ketimbang bunga yang begitu cepat mewangi namun lebih dulu layu sebelum pengantin-pengantin lainnya mekar sempurna ditetamanan ini. Dan bisikkanlah perlahan padanya agar jangan menghampiriku, karena bila saatnya tepat, aku yang akan datang, dan biarkanlah takdir berjalan sampai hari yang tepat, jangan memaksaku dengan perlahan atau lantang untuk merencanakaan salah satu keajaiaban Tuhan.

Senin, 19 September 2011

SELAMAT IDUL FITRI 1432 Hijriah

Selamat Idul fitri 1432 Hijriah, semoga puasa kita bermanfaat
Taqobballallohu minna waminkum
Shiyamanna wa shiyamakum, minal aidin wal faidzin
Selamat idul fitri ya jiwa..
Mohon maaf lahir bathin selama ini tidak selalu menjaga dan menghargaimu
Selamat idul fitri ya hati..
Mohon maaf lahir bathin selama ini terlalu mengotorimu dengan hasrat gejolak jiwa yang mengeruhkanmu
Selamat idul fitri otak
Mohon maaf lahir bathin selama ini sering mengajakmu kepada perihal yang menjauhkan rahmat Allah

Selamat idulfitri ya tubuh
Mohon maaf lahir bathin selama ini terlalu sibuk mengamatimu tapi tidak merawatmu dengan kesungguhan
Selamat idul fitri ya bumi
Mohon maaf lahir bathin selama ini memperkosamu dengan alasan keduniawian
Selamat idul fitri ya langit
Mohon maaf lahir bathin selama ini mengotori kanvasmu dengan cat dan warna yang mengikis keindahanmu
Selamat idul fitri ya tetumbuhan
Mohon maaf lahir bathin selama ini tak menempatkanmu pada posisi yang sebenarnya, terlalu sering kau berada di lokasi penuh racun
Selamat idul fitri ya hehewanan
Mohon maaf lahir bathin selama ini tak kujaga tempat hidupmu dan kuserobot jua mata nafkahmu
Selamat idul fitri ya pemimpin
Mohon maaf lahir bathin selama ini banyak menghujatmu tetapi topengmu jua yang menjadi pakaian jiwaku selama ini
Selamat idul fitri ya rakyat
Mohon maaf lahir bathin selama ini telingaku tak peka mendengar, mataku kurang awas menerawang, dan tanganku yang tak pernah menyapamu padahal aku adalah sebagian kecil darimu
Selamat idul fitri
Semoga jiwa kita kembali pada suci secepatnya
Agar bumi dan yang lainnya kembali tenteram.. .

Bekasi, 1 Syawal 1432 H/31 Agustus 2011

Senin, 09 Mei 2011

APA MAUMU?!

Kubilang kau punya nalar untuk memilih/kau punya pendapat dengan keraguan
Kubilang kau dengarkan ucapanku!/kau berfikir kumenyudutkanmu
Sebenarnya apa maumu?

Kubilang untuk menghargaiku/kuberitahu caranya, tak kau lakukan
Kubilang kau tak pernah mendengar cara yang kuberikan/kau bilang perlu belajar
Sebenarnya apa salah caraku?

Kau bilang butuh waktu menyesuaikan/kuberi waktu, tak kau indahkan
Kau bilang baru pertama kau rasakan/kuberi kesempatan, tak kau hiraukan
Sebenarnya apa maumu?

Kau bilang kau cinta/tapi hanya percaya benda mati, dan dia yang tahu segalanya
Kau bilang kau rindu/tapi hanya pada orang yang tak kau beri rasa, mudah mengucapkannya
Sebenarnya apa maumu?

Kubilang jangan kau bebani aku perasaanmu/kau tak mau
Kubilang kejam mempertahankanku begitu/kau tak tahu
Sebenarnya apa salah caraku?

Aku diam/kau bingung, menunjukkan wajah cemberutmu
Aku bicara/kau menunjukkan wajah pusingmu
Sebenarnya apa salah caraku?

Kau diam/kau ingin kuperhatikan
Kutanyakan apa yang kau pikirkan/kau jawab, banyak, seakan hanya kau yang mengetahui jalan keluarnya
Sebenarnya apa maumu?

Kusuruh ceritera/kau bilang bukan apa-apa
Ku beri penjelasan/kau bilang tak mengurangi beban, seolah tak mengerti yang kubicarakan
Sebenarnya apa salah caraku?

Aku diam/kau diam/apa itu memperhatikan?
Aku marah/kau ikutan/apa itu menjaga?
Kau marah/aku coba telepon/tak kau hiraukan
Aku marah/kau telepon dan tak kuhiraukan/kau bilang aku tak sayang
Sebenarnya apa maumu!!??
LIHAT DIRIMU!!

Astagfirulloh.. hanya kepada-Mu-lah ya ALLAH SWT Tuhan yang maha menjadikanku sebagai perangkat-Mu.. aku berserah diri.. yang aku tahu hanya kesederhanaan. wallohu’alam bishowab..

Tur Ke Gunung Bunder


Ini salah satu perjalanan rekreasi ke Gunung yang agak sedikit nyeleneh, maksudnya ingin mengadakan acara ramah tamah dan penerimaan mahasiswa baru mesin TA.2007, tapi malah pada sibuk sendiri-sendiri dan ngabur...hahaha..

Berawal kukenalkan dulu dari kiri kekanan, itu ada Kartono yang biasanya dipanggil Mr. Bean, terus yg pake baju merah itu si Rohmat yang biasanya dipanggil Gepenk, lalu saya sendiri dan Iyat, si adik kelas yang asik diajak ngobrol dan nyambung ngomongi gambar mesin tahun itu, lalu si Purnomo si SLANKERS dari ujung aspal pondok gede. Lha kita-kita disitu ceritanya lagi di pinggir kali kecil lagi nungguin rombongan anak baru yang lagi outbond ngelilingi area pegunungan tanpa peta apalagi GPS. wong signal aja gak ada hehehe..
semua bentuk teknologi dan barang bawaan dari rumah disita sama panitia, tentunya kita gak pake ikutan disita ya..hahahaha..
nah disitu ceritanya lagi jagain pos transit anak baru tapi malah pada tidur-tiduran abis kelamaan nungguin rombongan dari pos sebelumnya. Acara direncanakan berlangsung selama 3 hari 2 malam, tp baru semalam dan sehari disitu, tepatnya habis acara ini, aku cabut bersama Iyat naek motor dan nginep dirumahnya, kenapa? karena diisukan ada rencana OSPEK besar-besaran, daripada jadi orang yang ikut-ikutan Ngospeki anak baru mendingan pulang dan ngerjain tugas CAD gambar teknik yang dosennya woke banget hahaha..(woke apa killer?)

Pengubah Intensitas Cahaya ke Kerja Mekanik

Prakarya membuat "Bom" hehehehe.. bukan ding,, ini salah satu prakarya tugase anak mesin di salah satu Universitas bambu melambai di Jakarta hahaha...



kira-kira ini kejadian di akhir semester 3, kalo gak salah. disitu ada foto temen-temen kelompok yang isinya ada 6 orang (saya, Egia, Ari, Arif, Purnomo dan Heru).
Disitu kita ber-enam bagi-bagi tugas. Saya, Egia dan Ari bertugas mengerjakan konsep dan praktikal

Elektrikal dan Mekanikalnya. kenapa begitu? karena di alat itu dibutuhkan tenaga ahli bidang bom. weleh dudu kuwi, tapi dibutuhkan hitung-hitungan matematis dan fisika elektrik beserta mekaniknya sebelum di rakit dan diadakan proses sambung-menyambung kabel dengan solder dan selotip. Lha si Arif dan Heru bertugas mencari dan membeli alat-alat operasi ke Kembang sepatu, daerah bilangan SENEN. Si Purnomo bertugas menjadi juru ketik dan juru penggandaan dokumen dan pelampiasan laporan kepada dosen yang bertugas waktu itu (nek gak salah DR. Adi Tritiasmadji, Mpd.) Tapi begitu ada wawancara alat, sing maju ya gw-Egia juga..ckckckc..
Alat ini namanya sistim operasi yang bersensor cahaya, jadi bisa digunakan dalam aplikasi apapun. (sampe-sampe aki gw tekor buat ngetest alat ini hmmm...)
nah begitu alat ini di uji coba dan di UAS-kan.. sukur Alhamdulillah bisa dapet nilai maksimal dan khusus buat dua orang di antara kami yang belum pernah mendapatkan nilai maksimal selama sekolah di Hutan bambu ini girang bukan kepalang.. (nasibmu nak hahahaha) tapi yang terpenting, akhirnya alat ini bisa membuat sekelompokku bisa hepi ending di akhir semester secara keseluruhan..hemmm.. kok isoh yo??

buat prend-prend, btw nih alat sekarang nasibnya gimana ya??
disimpen sama si Rahmat kah? sama Ari kah? atau terpendam di otak masing-masing??

Kavitasi

Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah  tekanan uap jenuhnya. Apabila pompa mengalami kavitasi, akan menimbulkan suara yang sangat berisik dan getaran, disamping menurunkan unjuk kerja pompa secara tiba-tiba. Hal ini mengakibatkan pompa tidak bisa bekerja secara optimal. Kavitasi dapat dicegah dengan cara memperbesar NPSH yang tersedia hingga melebihi NPSH yang diperlukan.

Menghitung pompa centrifugal

Sebuah pompa merupakan pesawat angkut yang bertujuan antara lain memindahkan zat cair. Zat cair hanya mengalir bila terdapat perbedaan tekanan tertentu. Jadi pompa itulah yang harus membangkitkan perbedaan tekanan tersebut. Sesuai dengan prinsip kerjanya, pompa dibedakan dalam kelompok utama sebagai berikut; pompa desak, pompa sentrifugal, pompa ulir, pompa aliran pusar dan berbagai macam pompa yang lain. Namun pada percobaan ini kita hanya akan membahas mengenai pompa jenis sentrifugal.
1. Dasar Teori
Pompa sentrifugal mempunyai impeller untuk mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Head akan menarik zat cair karena daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeller didalam zat cair. Maka zat cair yang ada di dalam impeller, oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar, karena gaya sentrifugal maka kapasitas zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran di
antara sudu-sudu.

Pompa
merupakan mesin fluida yang memberikan energi kepada fluida. Untuk pompa sentrifugal, pompa dapat bekerja karena ada impeler, shaft (pusat putaran) dan casing (penutup impeler). Mekanisme kerja dari pompa tersebut ketika impeler berputar, fluida masuk melalui volute yang berbentuk spiral. Dalam bentuknya yang paling sederhana, pompa sentrifugal terdiri dari sebuah kipas yang dapat berputar dalam sebuah rumah pompa. Pada rumah pompa ini dihubungkan saluran isap dan saluran kempa. Kipas yang dimaksud disini terdiri dua buah cakra dan diantaranya terdapat sudu-sudu. Pada pompa terjadi hubungan kesebangunan yang berguna untuk memperkirakan unjuk kerja pompa jika putaran pompa dirubah, hukum kesebangunan
pompa dapat dirumuskan:
dimana:
D : diameter impeler (m)
n : putaran pompa (rpm)
P : daya poros pompa (kw)

Pompa juga mempunyai karakteristik diantaranya:

Kecepatan spesifik
Kecepatan spesifik pompa
impeler sangat berguna untuk menentukan jenis impeler dan ukuran impeler. Persamaan kecepatan spesifik pompa dapat dituliskan:
dimana harga n, Q, H adalah harga-harga pada titik
efisiensi maksimum pompa.
Jika harga ns kecil, maka impeler akan berjenis sentrifugal, jika harga ns bertambah besar maka lebar saluran didalam impeler akan bertambah besar pula, dan apabila harga ns bertambah lebih lanjut maka akan mencapai bentuk aliran campur, dan aliran yang melalui impeler akan mempunyai arah diagonal terhadap sumbu poros. Jikalau nilai ns diperbesar lagi maka aliran yang terjadi mempunyai arah aksial atau sejajr dengan sumbu poros.

Daya air
adalah energi yang diperoleh air dari pompa per-satuan waktu. Daya air besarnya sama dengan daya poros pompa dikurangi kerugian daya didalam pompa, persamaan daya air dapat ditulis :

Pw = g . Q . H

Dimana : 

g : gravitasi spesifik air (kg / m2s2 )
Q : kapasitas air ( m3 / s )
H : head ( m )

Torsi pompa
dihitung dengan rumus:
T = F x L
Dimana : 

F : gaya yang terjadi karena aliran air (N)
F = m . g
L : adalah lengan gaya yang diukur dari poros pompa ke pengukur gaya (m)


Daya pompa
yang terjadi dihitung dengan persamaan:
P = 2 . m . n . T

Dimana :
P : daya pompa ( Watt )
n : putaran ( rps )

Jumat, 06 Mei 2011

Rembulan Ramadlan

Malam yang lalu aku tidak menghitung sudah hari keberapa ramadlan tahun ini. Hari-hari biasa yang telah belasan kali kulalui. Ketika kembali dari masjid sehabis subuh, tanpa harus berlama-lama kulemparkan pandangan

ke arah timur. Tempat di mana matahari hari ini akan muncul yang biasanya diiringi arakan awan putih yang berbaris memenuhi cakrawala pagi. Seperti biasanya terdapat cahaya kejinggaan yang memenuhi pandangan mataku. Cahaya yang selalu menandakan sang surya itu akan datang. Tetapi kali ini, bulatan jingga itu bukanlah petanda langit akan munculnya matahari. Tiada pula arakan awan yang biasanya menyambut pagi. Rembulan yang terbang rendah namun seakan tak bergerak memandangi subuh yang segera berakhir. Lebih besar dari bulan-bulan sebelum bulan ini. Lebih terang dari bulan-bulan yang lalu. Serta lebih indah dan sempurna dari bulan-bulan sebelumnya. Tak kulihat awan putih yang bergerak perhalan menyelimuti cahayanya. Akankah pula rembulan berseri-seri menjalani bulan ini. Tak kulihat guratan kesedihan maupun kelelahan menatapi malam yang panjang.

Pertanyaan Alde

Alde    : Ayah, mengapa kau tak pernah lelah mengajarkanku perihal ini dan itu?
Yudde : Apa kau tahu, akupun tak pernah lelah mencarikan dan memilihkan ibu terbaik untukmu, ku ajari dia  dan kubimbing menjadi ibu yang baik untuk mengajarimu.
Alde : Apakah ibu juga engkau

ajari demikian wahai ayah?
Yudde : Ya. Aku carikan engkau ibu yang terbaik diantara wanita-wanita yang baik. Kuajari dia agar bisa membimbingmu menjadi laki-laki, menjadi tonggak keluargamu. Kucarikan engkau ibu yang mengerti perihal agama dan kesopan-santunan. Ibu yang mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaanmu, semua keinginanmu, apa yang ada didalam dirimu, dari mana engkau datang, kemana engkau akan pergi, apa tujuanmu berada didunia ini, apakah yang sebenarnya kebahagiaan dan apapula yang sebenarnya derita. Seorang wanita yang mengenal dirinya sendiri, mengenal Allah, mengenal dunia sebenarnya dan mengenal akhirat dengan sebenarnya pula.
Alde    : Ayah, apakah ibu sudah mampu membimbingku?
Yudde : Kau lihatlah diriku dan lihatlah dirimu.

Teringat, Terkenang dan Terkejut

Tadi siang sewaktu bersama temen ngantor bergegas ke masjid yang ada di belakang gedung, jalanan terasa panas membara. Matahari terik dan sinarnya terang menyilaukan mata. Belum lama kami berjalan dikejauhan terlihat seorang wanita dan pria berjalan kearah kami, begitupun sebaliknya. Seraut wajah perempuan yang sepertinya tidak asing tersimpan dalam memori otak yang telah sekian lama tak terpanggil untuk ditanyangkan dalam layar mata. Jarak semakin dekat, ku tarik alis saling beradu ingin memperjelas siapa dibalik seraut wajah tersebut. Mata kutajamkan seiring tajamnya panas siang. Jarak tinggal beberapa meter lagi, wajah itu tersenyum. Aku tidak tahu ke arah mana dan siapa terminal senyuman itu. Aku masih diam dan tidak berekspresi apapun selain yang sebelumnya

kulakukan. Langkah masih mengayun beriringan dengan yang di depan bersegera untuk berpapasan. Semakin dekat dan senyuman itu mengulas semakin dalam seiring hembusan angin siang yang sedikit dingin. Mata itu sempat bertatapan dengan mataku, sedang mataku mengamati setiap lekuk wajah perempuan tersebut. Senyuman semakin mengembang dan kini kutahu ke siapa senyuman tersebut dilayangkan.
“Pak..”salam yang penuh hangat bagaikan teman lama yang dulu akrap dan saling berkomunikasi. Ke teman disebelahku yang sejak tadi beriringan bersamaku dalam berjalan. Temanku itu hanya tersenyum membalas sapaan perempuan terebut. Pikiranku masih menerawang memori seluruh dalam otakku. Pertanyaan berkecamuk dan saling dulu ingin membuncah agar terjawabkan.
“Wajahnya mirip dengan seseorang..”
“Perawakan tubuh dan caranya berjalan..”
“Senyuman khas yang mengembang..”
“Bingkai kacamata yang menghiasi kedua mata bulatnya..”
Hanya saja wajahnya tak secerah dahulu, apa benar ia seseorang dari masa laluku, apa ia sudah melupakan tatapanku yang dahulu ia bilang dengan tatapan “tajam tak terhadang” ?? pertanyaan dan pernyataan yang muncul diotakku dalam seketika dan mengisi rongga kepala hingga sesampainya di paturasan masjid.
Kubayangkan kembali kejadian barusan setelah kuselesaikan sembahyang. Tapi hatiku meyakinkanku kalau perempuan tadi siang bukanlah seseorang masa laluku. Aku masih ingat jumlah beberapa tahi lalat yang menghiasi pipinya dan perempuan barusan, tidak memilikinya. Dunia ini penuh dengan orang yang serupa secara sekilasan pandang. Benarlah nasihat guruku dahulu kalau keadaan dunia jaman sekarang adalah sejarah masa dahulu yang terulang. Yang membedakan hanyalah siapa tokoh yang memerankan. Dan wajah-wajah masa dahulu akan selalu muncul seketika tanpa terduga adalah sebagai pengingat akan pengalaman yang dikirimkan Tuhan untuk mengingatkan setiap tindak tanduk manusia. Ingatanku pun kembali dengan kesadaran akan keterlenaan..
(keterlenaan itu berbahaya, manusia sering tidak bisa mengelak jika ia terlena, sadarkanlah aku perempuanku, jika kau tak mampu, maka pergilah! Perempuanku..)

Mendapatkan 5 hal melalui 5 jalan

Dapet kiriman SMS beginian dari seorang temen sebelum sembahyang Jum'at. Alhamdulillah..

1. Berkah rizki didapati dari sholat dluha
2. Cahaya dalam kubur melalui sholat tahajjud

3. Kemudahan dalam menjawab pertanyaan Munkar&Nakir melalui membaca Al-qur’an
4. Kemudahan melintasi jembatan Shirotol mustaqim melalui puasa dan sedekah
5. Mendapatkan perlindungan Arasy Allah SWT pada hari hisab melalui zikkrullah
Wallohu'alam bishowab.

Adab hari jum'at

  1. Shalat jum’at di syariatkan diwajibkan atas setiap muslim(Al-jum’ah :9 – Abu dawud)*yang tidak diwajibkan melaksanakan shalat jum’at, Yaitu : – Hamba sahaya – Wanita – Anak Kecil – Orang Sakit (Abu dawud)
  2. Untuk menghormati hari jum’at kita sebaiknya mempersiapkan sejak hari kamis seperti memotong kuku, rambut dan sebagainya. (Bukhari)
  3. Dianjurkan agar memperbanyak bersiwak, memotong kuku, merapikan rambut dan wangi-wangian pada hari jum’at serta memakai pakaian yang terbaik pada hari jum’at (Bukhari-Bazzar)
  4. Pada shalat subuh hari jum’at, imam disunnahkan membaca surah as-sajadah di rakaat pertama dan Al-insan pada rakaat kedua.(Bukhari)
  5. Sebaiknya bersegera kemasjid untuk shalat jum’at, Allah menugasi dua malaikat khusus pada hari jum’at menunggu di pintu masjid untuk mencatat siapa yang lebih dahulu tiba di masjid dan yang tiba kemudian, barang siapa lebih dahulu ke masjid pada hari jum’at, berpahala lebih besar(Bukhari)
  6. Jangan sampai berbicara saat khutbah berlangsung, berbicara pada saat khutbah menghapuskan pahala jum’at, termasuk mengatakan “diam” kepada orang yang berbicara, hendaknya mendengarkan khutbah dengan khusyu’ walaupun tidak mengerti (Bukhari)
  7. Jika disebutkan nama Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam, hendaknya bershalawat dalam hati
  8. Disunnahkan memperbanyak do'a pada hari jum'at. ( Bukhari, muslim) (Wallohu'alam bishowab)

Bajingan

Seandainya aku dilahirkan menjadi seorang bajingan
Sesuatu yang dimusuhi orang-orang berperasangka buruk
Merekalah yang ku sebut sebagai orang yang tak berperasaan

Seandainya aku dilahirkan menjadi seorang bajingan
Sesuatu yang dihadapi dengan seulas senyum dan mata sendu
Merekalah yang kusebut sebagai

orang yang tak bercitarasa

Tapi orang bajingan ini diperlakukan sebagai orang yang taat
Seorang yang sesungguhnya sedang berada diantara Maria dan Ishytar
Dua hal yang serupa tetapi sungguh sangat berbeda

Semua orang pasti pernah punya kenangan masa muda
Sesuatu yang selalu diingat senyuman dan tangisannya
Tapi untukku itu tak lebih hanya sebuah kebebasan

Kebebasan yang terarah dalam arah yang benar dan salah
Kebebasan bukanlah tak punya kekangan
Kekangan yang mengkoridorkan pergaulan dan pergaulan

Aku ingin menjadi bajingan, membangkang . . .
Aku ingin menjadi bajingan, tak peduli setan . . .
Aku ingin menjadi bajingan, sendiri terbuang . . .

Bajingan-bajingan yang mengkhultuskan kebebasan
Bajingan-bajingan yang memuja kemajuan jaman
Bajingan-bajingan yang tak memandang rasa
dari agama . . .

Bajingan-bajingan yang merenggut kesucian
Bajingan-bajingan yang merampas masa depan dan harapan
Bajingan-bajingan yang kusebut mereka bajingan

Tapi aku sendiri kan bajingan . . .!!
Tapi aku ingin menjadi bajingan yang melebihi para bajingan
Tapi aku bajingan yang terbuang . . .

Tapi aku sendiri kan bajingan . . . bajingan . . .
Tapi aku sendiri kan bajingan . . . kumpulan bajingan . . .
Tapi aku sendiri kan bajingan . . . aku . . . aku . . .

Bajingan yang tak punya tempat diantara para bajingan
Bajingan yang tak punya kekhultusan, apalagi pemujaan
Bajingan yang tersisih dari kumpulan dunianya bajingan . . .

Doa seorang bajingan yang tak punya jaminan . . .
selain Tuhan . . .

Rabu, 20 April 2011

Mimin memang yahuut

Mimin memang Yahuutt..
Hari senin yang lalu begitu pulang kerja, langit Jakarta mendung kelam. Mendung yang biasa karena pertemuan antara senja dan malam sebentar lagi berpadu. Saat ini pukul 17:35 WIB, jalanan belum begitu sesak oleh kendaraan yang merayap di jalur ibukota. Petir menyambar seperti ingin memberikan energi besar untuk umat manusia di cakrawala sebelah timur. Tiba di daerah salemba senja terang nampak tak sekelam langit timur. Jalan tidak sepadat biasanya sesampai di jalan Pemuda. Mendung datang serasa lebih cepat, mungkin malam tak lagi sanggup menahan rindu pada dunia. Kilatan petir yang menyambar-nyambar seperti guratan cahaya yang tak terkukung malam. Energi yang besar dan pasti bermanfaat bagi manusia jika saja teknologi sudah mampu menggapainya. Tak perlu reaktor Gas bumi apalagi Nuklir yang sangat berbahaya. Karena sekilatan petir mengandung berjuta-juta mega watt daya listrik yang mampu menerangi negeri ini beberapa waktu. Sesampainya di pulo gadung, hujan gerimis yang tidak seperti biasanya mulai turun bercumbu dengan yang dilewatinya. Rintikan air yang lebih besar dari sekedar hujan ringan. Orang-orang sibuk dengan peralatan pelindung air mereka, dan aku hanya melibas jalanan tanpa berhenti

ataupun menepi. Baju ini basah, mata ini dihujani air yang bercampur angin lebat yang sedikit mengaburkan pandangan. Kondisi jalanan tetap saja merayap seolah tidak menghiraukan siapa yang datang petang ini. Inilah manusia yang tertuju pada tujuan gumamku, termasuk diriku. Apa itu hujan, apa itu petir, apa itu angin yang berhembus kencang? Sepertinya aku tidak pernah diajarkan mengetahui dan menakuti makhluk-makhluk tersebut. Tetapi sampai suatu tempat di dekat markas Militer, aku terhenti, hujan ini, butiran dan hembusan angin ini menghentikan dan mematikan instingku untuk menuruti keadaan sekitar. Aku berhenti menahan dingin dan terhenti untuk bergerak menerjang angin. Sekitar setengah jam aku memandangi hujan dalam petang diiringi kilat yang menyambar-nyambar. Sungguh lukisan alam yang menkjubkan..
Dengan badan basah dan hujan yang hamper reda, kulanjutkan perjalanan, merayap diantara kendaraan yang bising dan basah. Genangan air kuterjang, macet tak terhindarkan jika masih takut menerkam kumpulan air yang menggenang. Hampir selutut air yang membanjiri jalan. Mimin masih yahuut untuk menantang. Sepatuku tealiri air genangan. Basah, rasanya tidak ada secuil badanpun yang tidak basah, termasuk badan si mimin. Sesampainya dirumah, MIMIN merahku memang Yahuut dan gak pake rewel.

Rabu, 13 April 2011

Palguna vs Palgunadi

Alkisah di negeri wayang sudah sangat terkenal jikalau Arjuna adalah ksatria tampan yang sakti dan lihai dalam hal panah-memanah. Memang demikianlah paradigma dan takdir yang digariskan Sang Hyang dan selalu dikawalnya takdir-takdir semua tokoh dalam dunia wayang oleh seorang yang bijaksana yaitu Sri Kresna. Namun, mungkin jarang diketahui bahwa sebenarnya ada dua tokoh pewayangan yang kesaktian, ketampanan dan kelihaian dalam panah-memanah. Kedua tokoh ini pun dikenal sebagai laki-laki yang setia terhadap isteri-isteri mereka. Mereka ialah Karna dan Bambang Ekalaya.
Kali ini cerita akan difokuskan kepada Palguna dan Palgunadi. Siapa Palguna dan siapa pula Palgunadi? Palguna ialah tidak lain dan tidak bukan adalah Arjuna putra Pandu Dewanata. Sedangkan Palgunadi adalah nama lain dari Bambang Ekalaya. Palguna adalah murid kesayangan dari Resi Dorna, seorang guru yang mengajarkan ilmu-ilmu beladiri dan keahlian sebagai ksatria. Palgunadi sangat mengagumi Resi Dorna dan bertekad untuk menjadi muridnya. Namun ketia ia datang pada Resi dorna dan diuji kemampuannya dalam hal memanah, Resi Dorna menolaknya sebagai murid. Bukan karena kekurangan atau ketidakmampuannya dalam memanah, namun karena Resi Dorna tahu kalau Palgunadi lebih berbakat dan lebih hebat daripada Arjuna/Palguna. Resi Dorna sudah berjanji dalam dirinya untuk menjadikan palguna sebagai Pemanah yang pernah ada di negeri wayang. Maka dari itu Resi Dorna sangat menyayangi muridnya tersebut. Palgunadi kecewa, namun tidak melunturkan semangatnya untuk berguru pada Resi Dorna. Palgunadi pergi ke hutan dan membuat patung Resi Dorna. Patung tersebut dianggapnya sebagai seorang guru yang mengawasinya dalam berlatih ilmu memanah.

Hari demi hari ia berlatih memanah, sampai suatu ketika keluarga pandawa yang lain yaitu Bima dan Nakula Sadewa berburu ke hutan dan terheran melihat hewan buruan mereka dipanah tepat di matanya. Bima heran mengetahui ada yang keahlian memanhanya sama hebatnya dengan adiknya, Arjuna, sedang Arjuna saat ini melakukan tapa brata. Siapakah gerangan ksatria yang mempunyai kehebatan itu? Ia adalah Palgunadi, yang dengan kerendahan hatinya meminta maaf telah memanah binatang buruan pandawa. Bima yang mampu melihat kejujuran dan kerendahhatian Palgunadi menjadi simpati dan membujuk Resi Dorna untuk membimbingnya menjadi pemanah hebat. Berita pun cepat tersebar, Sri Kresna dan Resi Dorna mendengar kehebatan Palgunadi, lalu Sri Kresna melarang Resi Dorna untuk mengangkatnya menjadi murid. Sri Kresna tidak ingin Palgunadi menjadi Pemanah yang melebihi kesaktian Arjuna, karena Arjuna sudah ditakdirkan sebagai Pemanah tersakti yang pernah ada. Dengan sedikit tipu muslihat, resi Dorna menghampiri Palgunadi ke hutan. Melihat orang yang dikagumi dan dianggapnya sebagai guru datang, Palgunadi menjadi girang. Namun Resi Dorna tidak mengabaikannya. Karena kedatangan Resi Dorna sebenarnya adalah untuk mematikan kesaktian Palgunadi. Maka dari itu Resi Dorna meminta kedua jempol Palgunadi sebagai tanda penghormatan.
bersambung ke part-2

Palguna vs Palgunadi

(Part 2-end part)
Tanpa ragu Palgunadi pun memberikan kedua jempolnya kepada Resi Dorna sebagai tanda bakti. Resi Dorna pun pergi dengan kesedihan dalam hati melihat keikhlasan murid yang tak pernah diajarnya tersebut.
Di tempat lainnya, ada seorang putri yang cantik jelita sedang dikejar-kejar oleh raksasa yang ingin mengawininya. Nama putri tersebut adalah Dewi Anggraini. Ketika mencoba lari dan menghindari raksasa tersebut, Dewi Anggraini bersembunyi di sebuah gua. Tanpa mengetahui di dalam gua itu ada seseorang yang sedang melakukan tapa brata. Orang tersebut terbangun dan ia adalah Arjuna. Melihat Arjuna terbangun dari tapanya, Dewi Anggraini meminta maaf

dan meminta tolong agar diselamatkan dari kejaran raksasa. Arjuna pun menolong dan membunuh kedua raksasa tersebut. Dewi Anggraini pun berterima kasih dan melanjutkan perjalanan menuju ke rumahnya. Namun, melihat kecantikan dan keanggunan Dewi Anggraini, Arjuna pun jatuh hati dan mengejar Dewi Anggraini. Dewi Anggraini pun menceritakan kalau ia sudah memiliki suami dan sangat setia pada suaminya. Arjuna tidak perduli dan sudah dibutakan matanya oleh kecantikan Dewi Anggraini. Sesaat Sri Kresna datang dan memperingatkan Arjuna untuk tidak mengganggu Dewi. Namun Arjuna bersikukuh mencari tahu kediaman Dewi Anggraini. Sesampainya di rumah, Dewi Anggraini menceriterakan kejadian yang dialaminya barusan kepada suaminya yang baru kembali dari hutan. Suaminya tidak lain dan tidak bukan adalah Bambang Ekalaya atau Palgunadi. Mendengar ceritera istrinya, Palgunadi naik pitam dan memburu Arjuna. Mengetahui hal tersebut, Arjuna pun memenuhi tantangan Palgunadi untuk bertarung. Sri Kresna mengawasi perselisihan diantara keduanya dan menasehati Arjuna untuk tidak mengikuti hawa nafsu dan jangan sombong dengan kesaktian yang dimiliki. Terjadilah pertarungan yang dijanjikan, Arjuna jumawa mengetahui kedua jempol Palgunadi sudah terpotong dan diserahkan ke Resi Dorna. Palguna berfikir dengan demikian kesaktian Palgunadi sudah menurun. Sesaat dimulai pertarungan tersebut, hujan panah antara keduanya pun takterhindarkan, adu kesaktian pun dilakukan dan keadaan seimbang. Namun dengan kesaktian yang masih tersimpan, Palgunadi mampu membunuh Palguna. Namun Sri Kresna yang mengawasi pertarungan sejak tadi, langsung memboyong jasad Palguna dan menggunakan ajian Wijayakusumah untuk mengembalikan roh Palguna. Melihat kejadian tersebut Palgunadi menjadi marah dan merasa ketidakadilan. Sri Kresna segera menasehati dan menjanjikan padanya untuk hidup di Nirwana, Palgunadi tidak puas, Ia protes kenapa Arjuna dihidupkan kembali. Sri Kresna mencoba menerangkan, jika Arjuna kelak akan dibutuhkan dan sudah ditakdirkan untuk berperang di Khurusetra. Mendengar penjelasan itu, Palgunadi pun menerima takdir dan mengajak istrinya pergi ke Nirwana. Palguna bersedih karena tidak mampu menyunting Dewi Anggraini.
Ceritera ini mensiratkan jika jiwa ksatria Palgunadi sangat tinggi dan mampu menjaga kesetiaan, kepatuhan dan keluarganya. Sedangkan Dewi Anggraini, adalah sosok yang mampu menjaga kehormatan dan kesetiaannya terhadap suami.

Kamis, 31 Maret 2011

Dongeng Sebelum Tidur

Dongeng Sebelum Tidur
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Jika sepasang monyet tidur
Jadi buyut moyangku
Jika buyut moyangku tidur
Jadi kakek dan nenekku

Jika kakek dan nenek tidur
Jadi ayah dan ibu
Dan jika ayah dan ibu tidur
Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku

Sedangkan waktu aku yang tidur
Nggak jadi apa apa
Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak

Dikolong tempat tidurku

Dan seribu armada kutu
Diatas sprei belang bentong kasurku
Walaupun mereka itu kecoak dan kutu
Tetapi mereka tetap darah dagingku

Maka dari itu saya minta dengan amat sangat
Jangan semprotkan baygon sayang

Anakku yang paling tua
Bernama Kecoak Idi Amin
Lahir di Cengkareng
Eh badannya kerempeng
Matanya sedikit jereng
Kalau berjalan seperti Gareng

Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng
Senang pakai mobil mentereng
Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian
Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng

Aku benci aku benci sama si Amin
Habis si Amin suka nempeleng
Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng
Itu dulu seribu tahun yang lalu

Kini cerita anakku yang nomer dua
Perempuan lho
Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura
Sekolah di Karawang

Minum jamunya wah jangan ditanya
Dari jamu galian singset sari rapet
Sampai jamu terlambat datang bulan
Tak pernah ketinggalan

Putriku cantik, putriku molek
Putriku pandai memasak
Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus
Sampai rendang jengkol dia bisa

Tapi mengapa belum juga
Datang lamaran?

Oh iya, hampir saya lupa
Putriku mempunyai dua kekurangan
Yang mungkin itu sebabnya
Putriku vakum dalam dunia percintaan

Putriku memang anggun
Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti
Itu satu

Dan yang kedua
Putriku tidak boleh kena air
Hayo kenapa?

( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan
Ayan

Anakku yang paling bontot pemain sepak bola
Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia
Enam bulan disana
Begitu pulang kok keok eh kalah semua

Generasi Frustasi

Generasi Frustasi
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Generasiku banyak yang frustasi
Broken home istilah bule bule luar negeri
Mereka muak lihat papi mami bertengkar
Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar

Ada urusan yang tak masuk diakal
Mami sibuk cari bujangan
Papi sibuk cari perawan

Timbang kesal lebih baik aku berhayal
Jadi orang besar seperti Hitler yang tenar
Jadi orang tenar persis Carter juragan kacang

Mata cekung badan persis capung
Tingkah sedikit bingung pikiran mirip mirip orang linglung
Rambut selalu kusut disuruh selalu manggut manggut
Duduk di sudut eh kasihan itu tubuh tinggal tulang sama kentut

Hei mister gelek
Lo tega mata gua kok nggak bisa melek
Hei mister gelek
Duit gopek gua kira cepek
Hei mister gelek
Perut laper ada tape pas gua sikat asem asem
Ndak taunya telek

Joni Kesiangan

Joni Kesiangan
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Habis sebulan dia baru gajian
Joni kesiangan bersiul tanda girang
Dapat cium sayang dari istrinya
Yang merengek manja
Minta kacamata penutup papaya

Janjikan papaya
Janjikan papaya

Joni kesal lalu masuk kamar
Si istri datang mengajak senam malam

Ogah ah Joni sudah bosan
Istri yang sekarang
Jempolnya ketombean

Mpok Tati tante seberang jalan
Sudah menjanjikan Joni tuk bermalam
Dengan imbalan telur setengah matang

Tengah malam Joni asik berkencan
Tak ingat pintu depan
Di gedor gedor orang

Ha ha hansip datang
Membawa pentungan
Joni kelimpungan masuk kolong ranjang

Joni kesiangan

Imitasi

Imitasi
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Join-join dong aku kita kumpul duit
Dana siap kita berangkat
Pakaian rapi celana potongan nabi
Taplak meja dirombak jadi dasi

Pergi kita cari sasaran
Malam ingin melepas keresahan
Lihat Poppy pakai rok mini
Lihat Nancy pakai bikini
Tapi sayang sudah di booking papi papi

Otakku tegang begitupun kawan sejalan
Cepat putar haluan
Tancap gas kita ngacir
Pergi ke taman lawang

Paginya Totok malamnya Titik
Paginya Sunarto malam Sunarti
Paginya Ahmad malamnya Asye
Paginya Ismet malam Isye

Aku melongo persis kebo bego
Jidat mengkerut persis jidat Darto
Lihat itu potongan habisnya mirip perempuan

Kisah Motorku


Kisah Motorku
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Hei bapak kopral saya datang mau lapor
Tadi malam waktu saya sedang molor
Telah kehilangan sepeda motor
Dirumah teman saya yang bermata bolor

Baik anak muda kuterima laporanmu
Tapi mengapa kau lapor hari sudah bedug lohor
Juga kenapa kau lapor
Kok hanya pakai celana kolor

Tunggu saja sebulan nanti bapak beri kabar
Sekarang engkau boleh pulang

Lama kutunggu kabar dari bapak kopral
Kenapa nggak nongol-nongol
Sehingga gua dongkol

Lalu aku pergi menuju kantor polisi
Tapi nggak jadi
Sebab kabel listrik perut saya kortsleting
Oh kiranya saya lupa setor tadi pagi

Terpaksa sore hari saya baru pergi
Kontrol
Ternyata sepeda motor ada di garasi
Kantor polisi

Sudah tak beraki
Sudah tak berlampu
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang

Dia bilang waktu diketemukan
Sudah demikian

Memang tak beraki kok
Memang tak berlampu kok
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang

Bolehkah motor ini saya bawa pulang bapak kopral?
Oh tentu saja boleh engkau bawa pulang
Asal engkau tahu diri
Mbok terima kasih

Kamis, 24 Maret 2011

Silahkan kontak ke:
E-mail:
wahyudi.susanto@gmail.com

yudisusan@yahoo.co.id

Pengantar

Assalamu'alaikum,
Hallo Interneter..

Membuat blog untuk mencari, menggali, membagi keilmuan dan sedikit isi hati yang mungkin juga tak sempat terungkapkan kepada orang-orang yang Sayang, Benci, Rindu, Dendam, Marah, Ramah, dan lain sebagainya yang tak mampu ku mengukur semua sifat dan tabiat makhluk- makhluk sesama ciptaan-Nya.
hari ini aku terpaksakan diri sendiri untuk keluar dari kungkungan belenggu sarjana yang mempelajari keelokkan-keelokkan dunia, yang belum bisa melompat ke tempat yang tinggi untuk melihat jiwa-jiwa manusia yang tinggi.
sarjana yang melihat dunia lebih dekat dan mempelajari seluk-beluknya. tapi ingin aku bisa terbang laksana penyair-penyair yang memandang dunia dari atas sana. tanpa tahu isi sebenarnya..
yang memandang keindahan pegunungan dari kejauhan yang nampak hijau dan menyejukkan mata..
tetapi sarjana memandangnya sebagai barisan pepohonan yang tak terawat, kumpulan tebing-tebing terjal yang menciptakan kengerian atas aliran sungai yang melewatinya.
tempat dimana kotoran dan sumber penghidupan binatang-binatang liar berpadu.
tempat para jamur dan lumut bersembunyi dari sinar matahari. yang menjadikan pengetahuan itu sebagai bayang-bayang..
mana mungkin bayang-bayang mampu mengalahkan sinar matahari yang terang cemerlang..?
tetapi penyair pun juga hanya mampu melihat dari jauh, mengagumi keindahan lewat akal-akal pikiran mereka yang membumbung tinggi. . melintasi cakrawala . .

Kata-kata yang membuatku berpikir tentang apa yang terjadi antara "penyair" dan "sarjana" . . .
kalimat-kalimat pertama sebelumnya ku sebut nama Tuhan untuk memulainya.. dengan harapan bermanfaat bagi yang membaca, maupun mampu melepaskan dan mencurahkan isi pikiran selama sudah beberapa tahun ini hidup didalam dunia baligh. dunia dimana segala sesuatu dipertanggungjawabkan sendiri tanpa ada penghalang maupun baju jirah yang melindungi dari nikmatnya cahaya jingga matahari kala subuh, maupun tajamnya belati yang tersimpan disetiap sayap-sayap kehidupan yang dikepakkkan bersamaan dengan hembuasan nafas yang memburu takdir.
hari ini, senin 12 april 2010.(27 Rabi'ul akhir 1431 H) disaat keberanian muncul berbarengan dengan kebisaan mengutak-atik produk kemajuan jaman.

Kamis, 17 Maret 2011

minggu awal maret

(sambungan part 1)

Turun dari escalator lantai tiga, piker-pikir akhirnya yo wis diputusi kalo mau beli batik yang tadi, cari-cari lagi toko yang dodolan lali dalane je.. setelah berupaya sedikit keras memakai GPS yang tertanam di otak dan feeling, ketemu juga yang dodolan. Sing dodolan nawa’ke maneh, piye mas arep? Koncoku njut nimpali, wis dijajal disik tah. Dicobalah batik biru jleret kuwi, koyok’e kok yo pas yo rek. Wis dadenan rego, bayar njut mulih dengan hati plong.. “duit kasian” selama jadi pegawe Negara wis nipis. Gak popolah sing penting nyentel dadi barang. Metu ko gedunge plong, angin segere rek, opo goro-goro sumpek lan padete neng njero mau yo? Ora ketok’e koyok’e bar grimis cilik-cilik mau. Jam wis arep setengah limo, mangkat njujuki pit montor gur isoh cengangas-cengenges, jur ngerti ban’e rodo nggembos, koncoku tak kon mlaku tekan njobo areal parkiranne ambi takon-takon karo wong sing liwat neng kono perihal tukang tambel ban. Pit montor tak tumpak’I ambi di tuntun sikil. Catetane, ongkos parkir neng kene luaaraangge.. moso’ mung markir rong jam setengah kene’ cash sekawan ewu??

Wong neng atrium we mung limangatus sa’ jame. Pengen cepet sugih nggo mbangun gedunge sing wis rodo’ ora ilok nggo dodolan rupane. Tekan njobo koncoku ndudohke tukang tambele mung neng pengkolan kuwi, yo wis tak tututi. Lah wong tukang tambel ban kok yo ra ketok-ketok’en ngene yo uwong do ra ngerti je. Pancen langganane tukang pak supir bajaj kabeh. Yo wis mas tambahi angine, bayar sewu. Mangkat maneh mulih nyang ngomah. Kok ra di tambalke yu? Takone koncoku. Ora bocor ketok’e, wis munggah, nggko nek bocor garek nuntun njut kowe mulio dewe wkkekekekek…

During enek sa’ gasan ada razia polisi polsek senen.. pit montor komplit, helm komplit wis ra’ jirih surat komplit, nglaras we lah. Eee ra ngertio jik diendeki ambi pak pulisi..ckckckck

Kami dari Polsek SENEN, Tolong perlihatkan surat-suratnya pak.

Tanpo gagas, kukeluarin nih surat-surat sakti..

Terima kasih pak, silahkan dilanjutkan perjalanannya.. ucapan salam dari pak pulisi.

Jalan lanjut lagi, ban’e kok mbleyer egal-megol to yo. Mandek ngawang-ngawang sedeluk, kok yo ora nggembos yo? Wis mungkin mung perasaanku aja, oo opo goro-goro nggeingi bar ganti ban yo? Ban’e njobo anyar lan modele yo model anyar, tak pilih umogo tambah safety neng ndalan men ra lunyu ngono. Tekan perlintasan sepur kemayoran, tiba’e ene’ sepur liwat dan ada pemandangan yang tidak seperti biasanya.. opo kuwi..?? ada pak petugas langsir kereta yang ngasih sinyal-sinyal pake bendera morse anak-anak pramuka, itu kan sinyal model jadul dan sekarang segala persinyalan nganggo sinyal digital lan lampu.. ngulatke, mratekke, bapak’e wis tuwo sih ngugemi tugase …sing sabar yo pak..

Sepur liwat palang dibuka, lanjut lagi.. pas tekan prapatan pool DAMRI, aku enggokke setang rodo’ nganan, maksudte pingin liwat jembatan Jiunk, nanging koncoku ngelingake, liwat lurus wae lah.. yowis akhire liwat Jembatan Bendungan jago. Tekan dalan arep nyang ngomahe de’e, ngincengi disik nggonane dodolan koncoku SD mbiyen, oalah tiba’e ono benere yo omongane koncoku ndisik pas jih kerjo ning pabrik kalo rata-rata dokter itu berjodoh dengan dokter, ngerti to maksudte?? Maksudte yen wong jodonan kuwi biasane nduwe kecocokan, mbuh kuwi kerjaane, mbuh kuwi keluargane, opo sifate. Wis liwat mung sepintas, tekan neng omahe mudun, markirke si blue RJL neng pinggir dalan, panen omahe gak nduwe garasi.. lan duwur banget je munggahe wedi banjir ketok’e. mlebu lingguh njut ditawa’ke ngombe, wis sore during adus, asem ambune semangit je.. ngobrol ngalor ngidul, pas arep maghrib koncoku sing sito’e meneh teko, wis telulas taun gak ketemu rek.. sa’iki wis jenggoten kabeh kwkwkwk.. ngobrol-cerito-cerito, sayang gak sempet ngambil tustel buat jeprat-jepret (emang gak nduwe hahaha..) gak popo, poto bukan segalanya, pertemuan lah yang sudah membuktikan kalo kami masih berteman.. (bahasa dewa).

Wong telu ngobroli jaman-jaman kegelapan waktu masih pake celana pendek, sing dolanan bal, sing gaple, sing judi, sing ngetemi mobile wong, sing ngeplak’i anak’e uwong.. lan kabehe sing seru nggo di ceritakke..

Ra ngerti lan ra kroso wis jam songo je, ene’ siaran langsung tanding bal lan kudu budal mulih sesuk mangkat kerjo isuk-isuk, pamitan njut nyetarter pit montor, diulat-ulatke, dirasa-rasa’ke, kok yo nyatane ban’e ora nggembos bin bocor..Alhamdulillah, tapi do’a tidak cukup sampai disini masih ada plusminus dua puluh kilometer lagi yang kudu ditempuh buat sampe dirumah. Mugo-mugo gak nggembosi neng ndalan..Amin..


ending dari part sebelumnya. (lanjutannya masih ada deng.. so, coming soon)

Jumat, 11 Maret 2011

Ban nggembos nanging ora bocor

Minggu awal maret (part 1)

Pernah gak ngompa ban sepeda motor tapi malah bane ngembos?

Lah iki, agek arep mangkat nyang Jakarta saking ngomah ki ban montor rodo nggembes, sebagai manusia sing jik normal nek nemoni ban nggembes yo di kompa. Wes diroso wareg bane yo langsung mblandang. Neng ndalan rodo kroso maneh bane rodo nggembes, mlakune rodo oleng lan ngglier-ngglier, medeni rek.. tekan pom bengsin yo di kompa maneh, langsung joss. Mplipir maneh.. nyusuri dalan bekasi Jakarta. Sejam ditumpa’i montor isih joss, tekan tujuan didaerah cempaka putih, parkirane puadet poll, ngalahi dadine parkir neng mbuncit mburi dewe, yowis gak popo, sing penting rencana dan lelakon tersalurkan. Sekitaran sejam disitu, ketemu temen dan urusan sudah beres. Ditawari DVD game PC harga 1/3 harga pasar langsung tak comot tanpo gagas. Koncoku sing nawani mung cengengesan dagangane payu. Dasar gemblung, wis tuwo jik dodolan game.wkekekeke..

Mangkat nyang senen, ngampiri sedeluk koncoku nang daerah sunter, mangkat langsung ngacirr..

Tekane ndalan udan rodo’ grimis cilik (grimise cilik koncone milyaran, dadine ngeyup sik neng cedak’e sekolahan). Ora lali ngerita’ke konco SD sing bar tahun wingi rabi ambi konco SMP, nanging wonge rodo-rodo gak kelingan. Kancane grimis bubar, mangkat maleh, montor ngacir..lha dalah tekan ndaerah senen udan nambai koncone dadi tryliunan kepekso mandek nggo ngeyup maneh. Mung sedeluk mangkat meneh ngeliwati ril sepur menngok kanan tekan proyek. Jan blas lali eram wis luwih sepuluh tahun gak ngambangi daerah kono, biasane liwat yo mung liwat tok. Arep markir ngantri njupuk karcis, ene’ buapak-bapak nyorak’i “mas banne kempes”. Lha dalah tenan to, nangging kok yo ra kroso yo nek nggembos. Mbingungi ambi komat-kamit mugo-mugo ra bocor banne. Alhasl ngantri karcis dibarengi nutnun pit montor. Garek mikiri mengko baline golek tukang tambal sing cedak (blas marai gak konsen tenan). Wis parkir, njut aku ambi koncoku mlebu munggahi tangga sing akeh wong nongkronge. Medeni rek.. iki pasar opo terminal to?.

Mlebu jebulane took-tokone rame, dalane mung sempit amot wong loro papasan. Tak kanoni koncoku kuwi neng ngendi tukune? Halah aku yo wis rodo lali, mau kuwi mlebuni lan parkire ojo metu kene, metu nggunung sahari kono. Yowis di ubengi sik wae lah, sopo ngerti ketemu, wong nggone yo mung ning kene-kene iki. Mubeng-mubeng pasar sing wis rodo sepi, pancen gare’ sitik sing dagang mbuka’ lapake, munggah medon tinggat gedung sing mung papat nanging marai sikil kemeng kabeh. Toko sing dodolan dituju wis ketemu, manggone rodo’ neng mburi lan sepi. Mlebu toko pilah-pilih anceran sing arep di tetuko’ke. Mbolak-mbalik ngincengi model sing apik. Pas entuk sing disenengi, takon regane ambi mbak sing jogo,

@ : piro mbak?

@mba’e : Satus skeet, wangsulane,

@ : isoh kurang mboten balesku

@mba’e : isoh kurang sitik

@ : seket yo? Towoku

@mba’e : mboten oleh mas..

@ : wes pase piro?

@mba’e : 110 wes pas ra isoh kurang maneh

@ : yowes mba’ ternuwun

Mbalandang lungo ditututi koncoku golek took liane sing dodolan barang sing podo. Mlebu toko liane, pilah-pilih maneh, neng toko iki mba’ sing jogo rodo nyelayani apik. Dipilihke sing rego apik, diduduhke dagangan sing ene’ nduwur dewe. Tak jajali kok yo pas, barang srek.

@ : piro mbak?

@mba’e : rongatus selawe, wangsulane,

@ : isoh kurang mboten, balesku

@mba’e : isoh kurang sitik

@ : seket yo? Towoku

@mba’e : mboten oleh mas..

@ : wes pase piro?

@mba’e : satus selawe wes pas ra isoh kurang maneh

@konco : piro yud (sambil bisik-bisik)

@ : satus we lah, ta’ jabani

@konco : yowis tak tawa’ke

@ : iyo

@mba’e : pinten towone?

@konco : wis mba’ suwida’

@mba’e : mboten oleh

@konco : wis pitungpuluh

@ : yo golek liane wae (pura-pura ngabur)

@mba’e : tambai mas

@konco : yaudah pitungpuluh oleh ora

@mba’e : meneng, mikir

@konco : wis pitungpuluh

@ : yo golek liane wae (pura-pura ngabur)

@mba’e : yowes mas tambai limangewu

@ : yo wis bungkus (mesa’ke dit mangewu)

Akhirnya dibungkuslah barang tersebut dan kita ngacir dengan lega. Koncoku sa’iki sing hunting barang le arep dituku, jarene arep tuku timbangan, mbuh nggo opo. Muduni gedung nyemplak nyaang lantai dasar dewe, mubeng-mubeng akhire nemu sing dodolan. Towo-towo merek sing dikarepi, bahane, spek nganggone aro regone. Wes cocok speke, garek towo-towonan rego, ngalor ngidul ngetan ngulon, ujung-ujunge regone yo mung podo aro rego sing tak to’ke mau.

Wis podo-podo entuk barang tujuanne, tak ja’i ndelok-ndelok klambi, rupa-rupane apik je, pilah-pilih mubeng-mubeng mlebu-metu toko mbusuk-mbusuk nyang jejeran klambine, metu ra nggowo opo-opo. Lah wong yo mung ndelok-ndelok je. Dudu masalah regone sing duwur-duwur, rego duwur nek barange apik yo sepadan je. Nagnging during ene’ sing cocok lan srek ning ngati. Mlebu nyang toko klambi batik judulane khresno hadi. Regone larange.. nanging tur emang apik barange. Pilah-pilih kecantol karo batik sing gambare bimo karo kresno age’ caturan. Mbuh ngomongi opo, lah wong ga’ ene’ teks ke koyo ning komik. Takon regane, moso’ yo luwih larang karo barang sing dituku mau. Akhire towo-towonan koyo ning caturan awalane kuwi, ujung-ujunge sing dagang we’I rego gak isoh ditowo maneh alias pas surampas. Etok-etok’e mblayang lan ngabur golek liane, lah kok yo gak dijeluk maneh opo kuwi artine emang regane sa’mono kuwi? Yowis, mengko wae lah bar sembayang asaran, dilanjut piker maneh. Koncoku sing mung isoh cengengesan malah ngeledeki, ne’ ra dituku opo ra ngesel lan digowo ngimpi kuwi? Halah wis arep asaran jih ngomongi koyo ngono kuwi. Konsen je, opo kowe arep ngenteni ning njobo wae njagakke srandalku nyoh. Hahahah isohe mung cengangascengingis..

Budal sembayang entuk ‘penemuan besar’ gak ngertio sing dagang ning kwitang le keno gusuran roto-roto pindah ning kene, ngertingono rasah adoh-adoh ngolek’I nyang blok-M. nign kene luwih rame lan lengkap pancen cedak malah. Nganging dasare emang gak arep golek buku yowis dadine mung liwat wae sambil lirik-lirik jejeran buku sing apik-apik. Mudun ko ngone numpak’i escalator papasan aro cewek wong loro ngliriki, wis papasan tak ulatke diitungi ping telu, ji..ro..lu.. noleh je.. aku mung isoh cengangasen hahahaha.. ada cewek lirik-lirik..wkwkwk. tapi sori jek critane nggak disambung kesitu. Nanti saja lain waktu. Sekarang agek nyitakke ban nggembos..

Bersambung ke part 2..