Sabtu, 29 Mei 2010

Baling-baling kapal laut (Propeller)

Baling–baling (Propeller)

Baling–baling atau propeller adalah salah satu bagian kapal yang digerakkan oleh mesin, yang mempunyai fungsiuntuk mendapatkan gaya dorong bagi laju kapal. Dengan gaya dorong yang dihasilkan baling–baling ini, kapal dapat bergerak maju ataupun mundur.
Dengan konstruksi dan bentuk yang sedemikian rupa, jika baling–baling diputar,dibantudengan komponen–komponen yang lain, akan menghasilkan gaya dorong bagi kapal. Pada kebanyakan kapal, baling–baling diputar oleh sebuah mesin yang ditempatkan di kamar mesin. Melalui poros–poros yang ujungnya keluar dari badan kapal dimana kemudian baling–baling ini terpasang. Mesin tersebut kemudian menggerakkan baling–baling.
Prinsip kerja dari baling–baling adalah seperti sekrup atau mur yang berputar dilaut. Jika kita memutar mur, maka mur akan berputar maju atau mundur spanjang lintasan bautnya. Demikian juga yang terjadi dengan baling–baling yang berputar. Tetapi karena baling–baling terikat pada ujung poros yang berputar, posisi baling–baling menjadi tetap. Gaya dorong yang dihasilkan dari putaran mesin kapal disalurkan ke massa air yang mengelilingi baling–baling tersebut.
Seperti diketahui, baling–baling berada di luar kapal dan di bawah permukaan air. Karena air tetap diam, maka gaya dorong yang dihasilkan baling–baling tersebut dikembalikan ke baling–baling tersebut atau terjadi gaya reaksi. Gaya reaksi ini disalurkan sepanjang poros baling–baling dan menghasilkan gaya dorong bagi kapal sehingga, tergantung arah putaran baling–baling, kapal dapat bergerak maju ataupun mundur.
Gaya reaksi yang mendorong poros baling–baling tidak bisa langsung menggerakkan kapal, karena gaya yang bersifat aksial ini hanya mendorong poros dan akan diterima oleh mesin kapal yang memutar baling–baling. Jika demikian maka mesinnya yang menjadi rusak karena poros mesin tidak terikat pada badan kapal. Untuk itulah diantara poros dan msin dipasang bantalan pendorong yang akan menerima gaya dorong ini dan akan disalurkan melalui rangka memanjang dari kapal. Jadi melalui blok yang terikat kuat pada badan kapal inilah kapal akan terdorong maju atau mundur. Tergantung dari konstruksi kapal dan penempatan mesin penggerak baling–balingnya. Panjang poros baling–baling juga bervariasi. Tetapi efektifitas dan efisiensi gaya dorong ini akan sangat tergantung dari lurus tidaknya poros antara mesin dan baling–baling. Untuk itulah poros dibuat menjadi beberapa potong atau bagian yang disambung dan didukung oleh satu atau lebih blok–blok bantalan guna menjamin kelurusan poros itu sendiri. Disamping itu, karena biasanya mesin berada di “perut” kapal, sedangkan baling–baling berada di luar kapal, maka poros ini harus melalui suatu lubang (berupa tabung) dimana kamar mesin dan air laut akan berhubungan. Dengan terbukanya hubungan antara kamar mesin dan air laut di liar kapal, maka jelas akan membahayakan kapal, yaitu masuknya air ke kamar mesin. Untuk itulah perlu adanya suatu sistem penyumbatan agar ir laut tidak masuk ke kamar mesin.
Tabung tersebut biasanya disebut tabung poros baling–baling atau lebih dikeanl dengan stern tube, dimana poros ekor atau tail shaft baling–baling dimasukkan. Tail shaft dibuat dengan konstruksi khusus, karena disamping baling–baling harus diikat kuat padanya, poros ini juga berhubungan langsung dengan air laut. Pada kapal sendiri terdapat berpuluh–puluh tipe yang berbeda, tergantung penggunaan dan fungsi masing–masing.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Mana yg lebih ringan untuk mesin kecil 3 daun atau 2 daun?

    BalasHapus