Kamis, 26 April 2012

Maret


Awal-awal masa asmara semestinya adalah awal-awal di mana kita mencari tahu keadaan masing-masing. Janganlah menuntut terlalu banyak, itulah yang di tanamkan kepadaku oleh orang-orang yang jujur. Akhir pekan bulan ini aku memang mengajaknya pergi ke sebuah bioskop keesokkan harinya. Hari itu aku pulang terlampau malam, dan hampir pergantian hari baru. Keesokannya aku jatuh sakit, kepalaku pusing dan badanku terasa seperti engsel tua yang lama tak digerakkan. Aku tertidur sedari siang, tak mendengar keriangan kicauan burung diawal musim panas ini. Selepas maghrib, aku terbangun dan menjalankan kewajiban. Setelah itu aku kembali harus menuruti kemauan alam. Sejurus kemudian sms darimu meluncur ke ponselku. Kau menanyakan perihal ajakkanku kemarin. Dalam benakku hanya terfikir kata maaf yang ingin kuucapkan langsung kepadamu dalam kelemahan ini. Aku meneleponmu dan langsung kuucapkan kata maaf itu dan seuntai kata yang menyatakan kelemahanku. Aku tutup telepon dan tertidur hingga dini hari. Maaf. Hari ini berlalu. Minggu baru, datang. Tak selayang sms atau rasa khawatirmu datang menghampiriku. Aku terdiam. Berfikir apakah seperti ini dirimu menyikapiku.. ahh. Mungkin ini perangai aslimu. Minggu ini hampir selesai. Aku tergerak untuk menanyakan kabarmu. Mungkin kau juga sakit dan harus mengalah pada alam. Aku meneleponmu dan terdengar nada suara seraya lantunan harmoni kekhawatiran dan sejumput perasan bersalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar