Awal-awal masa
asmara semestinya adalah awal-awal di mana kita mencari tahu keadaan
masing-masing. Janganlah menuntut terlalu banyak, itulah yang di tanamkan
kepadaku oleh orang-orang yang jujur. Akhir pekan bulan ini aku memang
mengajaknya pergi ke sebuah bioskop keesokkan harinya. Hari itu aku pulang
terlampau malam, dan hampir pergantian hari baru. Keesokannya aku jatuh sakit,
kepalaku pusing dan badanku terasa seperti engsel tua yang lama tak digerakkan.
Aku tertidur sedari siang, tak mendengar keriangan kicauan burung diawal musim
panas ini. Selepas maghrib, aku terbangun dan menjalankan kewajiban. Setelah
itu aku kembali harus menuruti kemauan alam. Sejurus kemudian sms darimu
meluncur ke ponselku. Kau menanyakan perihal ajakkanku kemarin. Dalam benakku
hanya terfikir kata maaf yang ingin kuucapkan langsung kepadamu dalam kelemahan
ini. Aku meneleponmu dan langsung kuucapkan kata maaf itu dan seuntai kata yang
menyatakan kelemahanku. Aku tutup telepon dan tertidur hingga dini hari. Maaf.
Hari ini berlalu. Minggu baru, datang. Tak selayang sms atau rasa khawatirmu
datang menghampiriku. Aku terdiam. Berfikir apakah seperti ini dirimu
menyikapiku.. ahh. Mungkin ini perangai aslimu. Minggu ini hampir selesai. Aku
tergerak untuk menanyakan kabarmu. Mungkin kau juga sakit dan harus mengalah
pada alam. Aku meneleponmu dan terdengar nada suara seraya lantunan harmoni
kekhawatiran dan sejumput perasan bersalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar