Rabu, 16 Januari 2013

Juni

Semenjak kemarin awan keraguan berselimut menggelayuti birunya langit. Perjalanan-perjalanan yang terbentang menjanjikan kisah petualangan yang mendebarkan namun sekelebat bayangan lelah menghampiri. Bulan ini menjadi awal pendakian perkenalan kita selama memadu perasaan. Dalam hati manusia yang saling mengenali rasa kasih sayang akan selalu meracaukan otak dan alam pikiran tentang seorang yang terkasih. Menindaklanjuti hal tersebut jiwaku selalu berkata dan menasehatkan tentang kesabaran. Kesabaran dalam menghadapi hidup. Kesabaran adalah upaya penahanan gejolak hawa nafsu agar selalu pada tingkat dan kadar yang wajar. Perjalanan kisah kita selalu membawaku dalam alam tantangan yang seru dan mendebarkan perihal tentang kesabaran. Penjelasan demi penjelasan menghampiri alam pemahaman kita tentang arti sebuah kasih. Aku begitu menghormatimu dan mengagumi wanita yang dengan segala kejujurannya mampu menumpahkan air mata yang setelah selesainya akan menjadikan pelangi sebagai perhiasan dan pelipur duka cita yang indah.
Pada bulan ini laksana puncak kisah kasih kita dan menjadi peraduan indah setelah melewatkan badai dan gemuruh gelombang kehidupan masa lalu. Kini tiba saatnya memanen kesabaran dari rasa kecemasan dan menanam benih-benih bunga berwarna-warni dibalik mendung yang sebentar lagi berlalu. Keracauan suaramu, kesedihan hatimu, basahnya pipimu, dan pendarnya cahaya matamu seolah menjadi pupuk dan obat terajaib bagi tetamanan yang kita tanam. Mendulang keindahan pada sungai kehidupan menjadikan jiwa-jiwa kita menjadi menyadari bahwa kesedihan itu dilarang dan sungguh tidak bermanfaat. Meski kesedihan laksana awan yang menutup cahaya matahari dan binaran bintang-bintang malam namun kesejukan jiwa kita menjadi angin yang menggembalakan awan kesedihan dan cahaya matahari kita yang menguraikan gumpalan itu menjadi spektrum warna-warni pelangi di angkasa.