Kamis, 31 Maret 2011

Dongeng Sebelum Tidur

Dongeng Sebelum Tidur
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Jika sepasang monyet tidur
Jadi buyut moyangku
Jika buyut moyangku tidur
Jadi kakek dan nenekku

Jika kakek dan nenek tidur
Jadi ayah dan ibu
Dan jika ayah dan ibu tidur
Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku

Sedangkan waktu aku yang tidur
Nggak jadi apa apa
Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak

Dikolong tempat tidurku

Dan seribu armada kutu
Diatas sprei belang bentong kasurku
Walaupun mereka itu kecoak dan kutu
Tetapi mereka tetap darah dagingku

Maka dari itu saya minta dengan amat sangat
Jangan semprotkan baygon sayang

Anakku yang paling tua
Bernama Kecoak Idi Amin
Lahir di Cengkareng
Eh badannya kerempeng
Matanya sedikit jereng
Kalau berjalan seperti Gareng

Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng
Senang pakai mobil mentereng
Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian
Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng

Aku benci aku benci sama si Amin
Habis si Amin suka nempeleng
Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng
Itu dulu seribu tahun yang lalu

Kini cerita anakku yang nomer dua
Perempuan lho
Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura
Sekolah di Karawang

Minum jamunya wah jangan ditanya
Dari jamu galian singset sari rapet
Sampai jamu terlambat datang bulan
Tak pernah ketinggalan

Putriku cantik, putriku molek
Putriku pandai memasak
Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus
Sampai rendang jengkol dia bisa

Tapi mengapa belum juga
Datang lamaran?

Oh iya, hampir saya lupa
Putriku mempunyai dua kekurangan
Yang mungkin itu sebabnya
Putriku vakum dalam dunia percintaan

Putriku memang anggun
Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti
Itu satu

Dan yang kedua
Putriku tidak boleh kena air
Hayo kenapa?

( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan
Ayan

Anakku yang paling bontot pemain sepak bola
Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia
Enam bulan disana
Begitu pulang kok keok eh kalah semua

Generasi Frustasi

Generasi Frustasi
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Generasiku banyak yang frustasi
Broken home istilah bule bule luar negeri
Mereka muak lihat papi mami bertengkar
Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar

Ada urusan yang tak masuk diakal
Mami sibuk cari bujangan
Papi sibuk cari perawan

Timbang kesal lebih baik aku berhayal
Jadi orang besar seperti Hitler yang tenar
Jadi orang tenar persis Carter juragan kacang

Mata cekung badan persis capung
Tingkah sedikit bingung pikiran mirip mirip orang linglung
Rambut selalu kusut disuruh selalu manggut manggut
Duduk di sudut eh kasihan itu tubuh tinggal tulang sama kentut

Hei mister gelek
Lo tega mata gua kok nggak bisa melek
Hei mister gelek
Duit gopek gua kira cepek
Hei mister gelek
Perut laper ada tape pas gua sikat asem asem
Ndak taunya telek

Joni Kesiangan

Joni Kesiangan
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Habis sebulan dia baru gajian
Joni kesiangan bersiul tanda girang
Dapat cium sayang dari istrinya
Yang merengek manja
Minta kacamata penutup papaya

Janjikan papaya
Janjikan papaya

Joni kesal lalu masuk kamar
Si istri datang mengajak senam malam

Ogah ah Joni sudah bosan
Istri yang sekarang
Jempolnya ketombean

Mpok Tati tante seberang jalan
Sudah menjanjikan Joni tuk bermalam
Dengan imbalan telur setengah matang

Tengah malam Joni asik berkencan
Tak ingat pintu depan
Di gedor gedor orang

Ha ha hansip datang
Membawa pentungan
Joni kelimpungan masuk kolong ranjang

Joni kesiangan

Imitasi

Imitasi
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Join-join dong aku kita kumpul duit
Dana siap kita berangkat
Pakaian rapi celana potongan nabi
Taplak meja dirombak jadi dasi

Pergi kita cari sasaran
Malam ingin melepas keresahan
Lihat Poppy pakai rok mini
Lihat Nancy pakai bikini
Tapi sayang sudah di booking papi papi

Otakku tegang begitupun kawan sejalan
Cepat putar haluan
Tancap gas kita ngacir
Pergi ke taman lawang

Paginya Totok malamnya Titik
Paginya Sunarto malam Sunarti
Paginya Ahmad malamnya Asye
Paginya Ismet malam Isye

Aku melongo persis kebo bego
Jidat mengkerut persis jidat Darto
Lihat itu potongan habisnya mirip perempuan

Kisah Motorku


Kisah Motorku
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Hei bapak kopral saya datang mau lapor
Tadi malam waktu saya sedang molor
Telah kehilangan sepeda motor
Dirumah teman saya yang bermata bolor

Baik anak muda kuterima laporanmu
Tapi mengapa kau lapor hari sudah bedug lohor
Juga kenapa kau lapor
Kok hanya pakai celana kolor

Tunggu saja sebulan nanti bapak beri kabar
Sekarang engkau boleh pulang

Lama kutunggu kabar dari bapak kopral
Kenapa nggak nongol-nongol
Sehingga gua dongkol

Lalu aku pergi menuju kantor polisi
Tapi nggak jadi
Sebab kabel listrik perut saya kortsleting
Oh kiranya saya lupa setor tadi pagi

Terpaksa sore hari saya baru pergi
Kontrol
Ternyata sepeda motor ada di garasi
Kantor polisi

Sudah tak beraki
Sudah tak berlampu
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang

Dia bilang waktu diketemukan
Sudah demikian

Memang tak beraki kok
Memang tak berlampu kok
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang

Bolehkah motor ini saya bawa pulang bapak kopral?
Oh tentu saja boleh engkau bawa pulang
Asal engkau tahu diri
Mbok terima kasih

Kamis, 24 Maret 2011

Silahkan kontak ke:
E-mail:
wahyudi.susanto@gmail.com

yudisusan@yahoo.co.id

Pengantar

Assalamu'alaikum,
Hallo Interneter..

Membuat blog untuk mencari, menggali, membagi keilmuan dan sedikit isi hati yang mungkin juga tak sempat terungkapkan kepada orang-orang yang Sayang, Benci, Rindu, Dendam, Marah, Ramah, dan lain sebagainya yang tak mampu ku mengukur semua sifat dan tabiat makhluk- makhluk sesama ciptaan-Nya.
hari ini aku terpaksakan diri sendiri untuk keluar dari kungkungan belenggu sarjana yang mempelajari keelokkan-keelokkan dunia, yang belum bisa melompat ke tempat yang tinggi untuk melihat jiwa-jiwa manusia yang tinggi.
sarjana yang melihat dunia lebih dekat dan mempelajari seluk-beluknya. tapi ingin aku bisa terbang laksana penyair-penyair yang memandang dunia dari atas sana. tanpa tahu isi sebenarnya..
yang memandang keindahan pegunungan dari kejauhan yang nampak hijau dan menyejukkan mata..
tetapi sarjana memandangnya sebagai barisan pepohonan yang tak terawat, kumpulan tebing-tebing terjal yang menciptakan kengerian atas aliran sungai yang melewatinya.
tempat dimana kotoran dan sumber penghidupan binatang-binatang liar berpadu.
tempat para jamur dan lumut bersembunyi dari sinar matahari. yang menjadikan pengetahuan itu sebagai bayang-bayang..
mana mungkin bayang-bayang mampu mengalahkan sinar matahari yang terang cemerlang..?
tetapi penyair pun juga hanya mampu melihat dari jauh, mengagumi keindahan lewat akal-akal pikiran mereka yang membumbung tinggi. . melintasi cakrawala . .

Kata-kata yang membuatku berpikir tentang apa yang terjadi antara "penyair" dan "sarjana" . . .
kalimat-kalimat pertama sebelumnya ku sebut nama Tuhan untuk memulainya.. dengan harapan bermanfaat bagi yang membaca, maupun mampu melepaskan dan mencurahkan isi pikiran selama sudah beberapa tahun ini hidup didalam dunia baligh. dunia dimana segala sesuatu dipertanggungjawabkan sendiri tanpa ada penghalang maupun baju jirah yang melindungi dari nikmatnya cahaya jingga matahari kala subuh, maupun tajamnya belati yang tersimpan disetiap sayap-sayap kehidupan yang dikepakkkan bersamaan dengan hembuasan nafas yang memburu takdir.
hari ini, senin 12 april 2010.(27 Rabi'ul akhir 1431 H) disaat keberanian muncul berbarengan dengan kebisaan mengutak-atik produk kemajuan jaman.

Kamis, 17 Maret 2011

minggu awal maret

(sambungan part 1)

Turun dari escalator lantai tiga, piker-pikir akhirnya yo wis diputusi kalo mau beli batik yang tadi, cari-cari lagi toko yang dodolan lali dalane je.. setelah berupaya sedikit keras memakai GPS yang tertanam di otak dan feeling, ketemu juga yang dodolan. Sing dodolan nawa’ke maneh, piye mas arep? Koncoku njut nimpali, wis dijajal disik tah. Dicobalah batik biru jleret kuwi, koyok’e kok yo pas yo rek. Wis dadenan rego, bayar njut mulih dengan hati plong.. “duit kasian” selama jadi pegawe Negara wis nipis. Gak popolah sing penting nyentel dadi barang. Metu ko gedunge plong, angin segere rek, opo goro-goro sumpek lan padete neng njero mau yo? Ora ketok’e koyok’e bar grimis cilik-cilik mau. Jam wis arep setengah limo, mangkat njujuki pit montor gur isoh cengangas-cengenges, jur ngerti ban’e rodo nggembos, koncoku tak kon mlaku tekan njobo areal parkiranne ambi takon-takon karo wong sing liwat neng kono perihal tukang tambel ban. Pit montor tak tumpak’I ambi di tuntun sikil. Catetane, ongkos parkir neng kene luaaraangge.. moso’ mung markir rong jam setengah kene’ cash sekawan ewu??

Wong neng atrium we mung limangatus sa’ jame. Pengen cepet sugih nggo mbangun gedunge sing wis rodo’ ora ilok nggo dodolan rupane. Tekan njobo koncoku ndudohke tukang tambele mung neng pengkolan kuwi, yo wis tak tututi. Lah wong tukang tambel ban kok yo ra ketok-ketok’en ngene yo uwong do ra ngerti je. Pancen langganane tukang pak supir bajaj kabeh. Yo wis mas tambahi angine, bayar sewu. Mangkat maneh mulih nyang ngomah. Kok ra di tambalke yu? Takone koncoku. Ora bocor ketok’e, wis munggah, nggko nek bocor garek nuntun njut kowe mulio dewe wkkekekekek…

During enek sa’ gasan ada razia polisi polsek senen.. pit montor komplit, helm komplit wis ra’ jirih surat komplit, nglaras we lah. Eee ra ngertio jik diendeki ambi pak pulisi..ckckckck

Kami dari Polsek SENEN, Tolong perlihatkan surat-suratnya pak.

Tanpo gagas, kukeluarin nih surat-surat sakti..

Terima kasih pak, silahkan dilanjutkan perjalanannya.. ucapan salam dari pak pulisi.

Jalan lanjut lagi, ban’e kok mbleyer egal-megol to yo. Mandek ngawang-ngawang sedeluk, kok yo ora nggembos yo? Wis mungkin mung perasaanku aja, oo opo goro-goro nggeingi bar ganti ban yo? Ban’e njobo anyar lan modele yo model anyar, tak pilih umogo tambah safety neng ndalan men ra lunyu ngono. Tekan perlintasan sepur kemayoran, tiba’e ene’ sepur liwat dan ada pemandangan yang tidak seperti biasanya.. opo kuwi..?? ada pak petugas langsir kereta yang ngasih sinyal-sinyal pake bendera morse anak-anak pramuka, itu kan sinyal model jadul dan sekarang segala persinyalan nganggo sinyal digital lan lampu.. ngulatke, mratekke, bapak’e wis tuwo sih ngugemi tugase …sing sabar yo pak..

Sepur liwat palang dibuka, lanjut lagi.. pas tekan prapatan pool DAMRI, aku enggokke setang rodo’ nganan, maksudte pingin liwat jembatan Jiunk, nanging koncoku ngelingake, liwat lurus wae lah.. yowis akhire liwat Jembatan Bendungan jago. Tekan dalan arep nyang ngomahe de’e, ngincengi disik nggonane dodolan koncoku SD mbiyen, oalah tiba’e ono benere yo omongane koncoku ndisik pas jih kerjo ning pabrik kalo rata-rata dokter itu berjodoh dengan dokter, ngerti to maksudte?? Maksudte yen wong jodonan kuwi biasane nduwe kecocokan, mbuh kuwi kerjaane, mbuh kuwi keluargane, opo sifate. Wis liwat mung sepintas, tekan neng omahe mudun, markirke si blue RJL neng pinggir dalan, panen omahe gak nduwe garasi.. lan duwur banget je munggahe wedi banjir ketok’e. mlebu lingguh njut ditawa’ke ngombe, wis sore during adus, asem ambune semangit je.. ngobrol ngalor ngidul, pas arep maghrib koncoku sing sito’e meneh teko, wis telulas taun gak ketemu rek.. sa’iki wis jenggoten kabeh kwkwkwk.. ngobrol-cerito-cerito, sayang gak sempet ngambil tustel buat jeprat-jepret (emang gak nduwe hahaha..) gak popo, poto bukan segalanya, pertemuan lah yang sudah membuktikan kalo kami masih berteman.. (bahasa dewa).

Wong telu ngobroli jaman-jaman kegelapan waktu masih pake celana pendek, sing dolanan bal, sing gaple, sing judi, sing ngetemi mobile wong, sing ngeplak’i anak’e uwong.. lan kabehe sing seru nggo di ceritakke..

Ra ngerti lan ra kroso wis jam songo je, ene’ siaran langsung tanding bal lan kudu budal mulih sesuk mangkat kerjo isuk-isuk, pamitan njut nyetarter pit montor, diulat-ulatke, dirasa-rasa’ke, kok yo nyatane ban’e ora nggembos bin bocor..Alhamdulillah, tapi do’a tidak cukup sampai disini masih ada plusminus dua puluh kilometer lagi yang kudu ditempuh buat sampe dirumah. Mugo-mugo gak nggembosi neng ndalan..Amin..


ending dari part sebelumnya. (lanjutannya masih ada deng.. so, coming soon)

Jumat, 11 Maret 2011

Ban nggembos nanging ora bocor

Minggu awal maret (part 1)

Pernah gak ngompa ban sepeda motor tapi malah bane ngembos?

Lah iki, agek arep mangkat nyang Jakarta saking ngomah ki ban montor rodo nggembes, sebagai manusia sing jik normal nek nemoni ban nggembes yo di kompa. Wes diroso wareg bane yo langsung mblandang. Neng ndalan rodo kroso maneh bane rodo nggembes, mlakune rodo oleng lan ngglier-ngglier, medeni rek.. tekan pom bengsin yo di kompa maneh, langsung joss. Mplipir maneh.. nyusuri dalan bekasi Jakarta. Sejam ditumpa’i montor isih joss, tekan tujuan didaerah cempaka putih, parkirane puadet poll, ngalahi dadine parkir neng mbuncit mburi dewe, yowis gak popo, sing penting rencana dan lelakon tersalurkan. Sekitaran sejam disitu, ketemu temen dan urusan sudah beres. Ditawari DVD game PC harga 1/3 harga pasar langsung tak comot tanpo gagas. Koncoku sing nawani mung cengengesan dagangane payu. Dasar gemblung, wis tuwo jik dodolan game.wkekekeke..

Mangkat nyang senen, ngampiri sedeluk koncoku nang daerah sunter, mangkat langsung ngacirr..

Tekane ndalan udan rodo’ grimis cilik (grimise cilik koncone milyaran, dadine ngeyup sik neng cedak’e sekolahan). Ora lali ngerita’ke konco SD sing bar tahun wingi rabi ambi konco SMP, nanging wonge rodo-rodo gak kelingan. Kancane grimis bubar, mangkat maleh, montor ngacir..lha dalah tekan ndaerah senen udan nambai koncone dadi tryliunan kepekso mandek nggo ngeyup maneh. Mung sedeluk mangkat meneh ngeliwati ril sepur menngok kanan tekan proyek. Jan blas lali eram wis luwih sepuluh tahun gak ngambangi daerah kono, biasane liwat yo mung liwat tok. Arep markir ngantri njupuk karcis, ene’ buapak-bapak nyorak’i “mas banne kempes”. Lha dalah tenan to, nangging kok yo ra kroso yo nek nggembos. Mbingungi ambi komat-kamit mugo-mugo ra bocor banne. Alhasl ngantri karcis dibarengi nutnun pit montor. Garek mikiri mengko baline golek tukang tambal sing cedak (blas marai gak konsen tenan). Wis parkir, njut aku ambi koncoku mlebu munggahi tangga sing akeh wong nongkronge. Medeni rek.. iki pasar opo terminal to?.

Mlebu jebulane took-tokone rame, dalane mung sempit amot wong loro papasan. Tak kanoni koncoku kuwi neng ngendi tukune? Halah aku yo wis rodo lali, mau kuwi mlebuni lan parkire ojo metu kene, metu nggunung sahari kono. Yowis di ubengi sik wae lah, sopo ngerti ketemu, wong nggone yo mung ning kene-kene iki. Mubeng-mubeng pasar sing wis rodo sepi, pancen gare’ sitik sing dagang mbuka’ lapake, munggah medon tinggat gedung sing mung papat nanging marai sikil kemeng kabeh. Toko sing dodolan dituju wis ketemu, manggone rodo’ neng mburi lan sepi. Mlebu toko pilah-pilih anceran sing arep di tetuko’ke. Mbolak-mbalik ngincengi model sing apik. Pas entuk sing disenengi, takon regane ambi mbak sing jogo,

@ : piro mbak?

@mba’e : Satus skeet, wangsulane,

@ : isoh kurang mboten balesku

@mba’e : isoh kurang sitik

@ : seket yo? Towoku

@mba’e : mboten oleh mas..

@ : wes pase piro?

@mba’e : 110 wes pas ra isoh kurang maneh

@ : yowes mba’ ternuwun

Mbalandang lungo ditututi koncoku golek took liane sing dodolan barang sing podo. Mlebu toko liane, pilah-pilih maneh, neng toko iki mba’ sing jogo rodo nyelayani apik. Dipilihke sing rego apik, diduduhke dagangan sing ene’ nduwur dewe. Tak jajali kok yo pas, barang srek.

@ : piro mbak?

@mba’e : rongatus selawe, wangsulane,

@ : isoh kurang mboten, balesku

@mba’e : isoh kurang sitik

@ : seket yo? Towoku

@mba’e : mboten oleh mas..

@ : wes pase piro?

@mba’e : satus selawe wes pas ra isoh kurang maneh

@konco : piro yud (sambil bisik-bisik)

@ : satus we lah, ta’ jabani

@konco : yowis tak tawa’ke

@ : iyo

@mba’e : pinten towone?

@konco : wis mba’ suwida’

@mba’e : mboten oleh

@konco : wis pitungpuluh

@ : yo golek liane wae (pura-pura ngabur)

@mba’e : tambai mas

@konco : yaudah pitungpuluh oleh ora

@mba’e : meneng, mikir

@konco : wis pitungpuluh

@ : yo golek liane wae (pura-pura ngabur)

@mba’e : yowes mas tambai limangewu

@ : yo wis bungkus (mesa’ke dit mangewu)

Akhirnya dibungkuslah barang tersebut dan kita ngacir dengan lega. Koncoku sa’iki sing hunting barang le arep dituku, jarene arep tuku timbangan, mbuh nggo opo. Muduni gedung nyemplak nyaang lantai dasar dewe, mubeng-mubeng akhire nemu sing dodolan. Towo-towo merek sing dikarepi, bahane, spek nganggone aro regone. Wes cocok speke, garek towo-towonan rego, ngalor ngidul ngetan ngulon, ujung-ujunge regone yo mung podo aro rego sing tak to’ke mau.

Wis podo-podo entuk barang tujuanne, tak ja’i ndelok-ndelok klambi, rupa-rupane apik je, pilah-pilih mubeng-mubeng mlebu-metu toko mbusuk-mbusuk nyang jejeran klambine, metu ra nggowo opo-opo. Lah wong yo mung ndelok-ndelok je. Dudu masalah regone sing duwur-duwur, rego duwur nek barange apik yo sepadan je. Nagnging during ene’ sing cocok lan srek ning ngati. Mlebu nyang toko klambi batik judulane khresno hadi. Regone larange.. nanging tur emang apik barange. Pilah-pilih kecantol karo batik sing gambare bimo karo kresno age’ caturan. Mbuh ngomongi opo, lah wong ga’ ene’ teks ke koyo ning komik. Takon regane, moso’ yo luwih larang karo barang sing dituku mau. Akhire towo-towonan koyo ning caturan awalane kuwi, ujung-ujunge sing dagang we’I rego gak isoh ditowo maneh alias pas surampas. Etok-etok’e mblayang lan ngabur golek liane, lah kok yo gak dijeluk maneh opo kuwi artine emang regane sa’mono kuwi? Yowis, mengko wae lah bar sembayang asaran, dilanjut piker maneh. Koncoku sing mung isoh cengengesan malah ngeledeki, ne’ ra dituku opo ra ngesel lan digowo ngimpi kuwi? Halah wis arep asaran jih ngomongi koyo ngono kuwi. Konsen je, opo kowe arep ngenteni ning njobo wae njagakke srandalku nyoh. Hahahah isohe mung cengangascengingis..

Budal sembayang entuk ‘penemuan besar’ gak ngertio sing dagang ning kwitang le keno gusuran roto-roto pindah ning kene, ngertingono rasah adoh-adoh ngolek’I nyang blok-M. nign kene luwih rame lan lengkap pancen cedak malah. Nganging dasare emang gak arep golek buku yowis dadine mung liwat wae sambil lirik-lirik jejeran buku sing apik-apik. Mudun ko ngone numpak’i escalator papasan aro cewek wong loro ngliriki, wis papasan tak ulatke diitungi ping telu, ji..ro..lu.. noleh je.. aku mung isoh cengangasen hahahaha.. ada cewek lirik-lirik..wkwkwk. tapi sori jek critane nggak disambung kesitu. Nanti saja lain waktu. Sekarang agek nyitakke ban nggembos..

Bersambung ke part 2..

Senin, 07 Maret 2011

Saturated

Saturated,

Kata yang terlihat di status salah satu temanku yang bikin keinget waktu jaman makan bangku kuliahan tahun gajah. Waktu itu kata saturated sering sekali terdengar, dijelaskan dan menjelaskan tentang sebuah keadaan suatu zat, entah zat cair, zat padat maupun zat emosi (ada gak ya yang namanya zat emosi? Tapi di dunia wayang segalanya harus diada-adakan guna kemaslahatan orang banyak<--bahasa dewa wakakakaka).

Secara harfiah atau secara bahasa sederhananya, saturated itu bahasa inggris yang bermakna dan berarti jenuh dalam bahasa Indonesia. Berarti kalo dimisalkan ke zat cair, bisa dikasih contoh: lemak jenuh, minyak jenuh dan lain-lain. Kalau dalam zat gas bisa dikasih contoh: uap jenuh yang bahasa inggrisnya saturated vapor dan lain-lainnya. Kata saturated dan penyandangannya dengan kata lain sehingga menjadi suatu arti yang memiliki arti dalam bidang keilmuan tertentu. Kata saturated ini biasanya disebut dalam bidang termodinamika teknik. Dalam ilimu termodinamika teknik yang berarti ilmu yang mempelajari pergerakan dinamis suatu energy panas yang bisa dipindah-pindahkan dalam bentuk energy yang lain. Ingat hukum kekekalan energy! Energy tidak dapat dibuat atau dimusnahkan, energy bersifat tetap dan selalu dinamis, oleh karena itu dia disebut dinamis atau bergerak. Lha kalau tidak bergerak itu namanya mati. Orang atau zat yang mati pasti tidak bisa bergerak. Cerita termodinamikanya begini, waktu itu pelajaran itu diampu oleh dosen yang baru lulus kayaknya, kelihatan dari gaya dan pembawaan diri sewaktu ngajar, kalau kata anak sekarang yang tervirusisasi oleh tukul disebut ndeso. Jebolan universitas tenar di Yogyakarta. Lah yang namanya ilmu termodinamika itu ilmu yang susah-susah gampang untuk dimengerti. Jangankan dimengerti, wong diikuti saja sudah susahnya minta duit. Pengajarannya melibatkan perhitungan-perhitungan matematik yang bersumber pada integral, integral parsial, integral tertutup, integral ada warteg juga ada kayaknya (wakakaka).

Anak- anak mahasiswa diajari sama dosen itu macem-macem rumus, macem-macem jampe, rupa-rupa ajian, rupa-rupa buku rujukan tetapi walhasil pas penilaian UAS semester keluar..pontennya jeblok semua, kecuali saya dan salah satu teman saya yang berfikirnya tidak njelumet lan gak neko-neko hehehe…

Lha kenapa sudah dikasih macem-macem ajian ilmu menghadapi pelajaran termodinamika dan UAS open book pun tidak ada yang bisa menghasilkan nilai maksimal?? Jawabanya cuma satu, anak-anak alias temen-temen seangkatanku itu semua terfokus pada kata saturated dan segudang rumus-rumus tentang saturated barusan. Kenapa? Karena memang energy atau tenaga panas yang mau ditransfer pakai ATM, eh pakai ilmu termodinamika ding.. harus dikondisikan dalam keadaan sesaturated-saturatednya alias sejenuh-jenuhnya supaya mengurangi rugi-rugi panas dan energy tersebut. Bayangin, di sepeda motor itu energy panas yang terpakai tidak sampai 27,5%. Sisanya menguap begitu saja dihantarkan macem-macem pendingin enjin yang sudah top markotop modelnya, ada yang pakai radiator, ada yang pakai oil cooled, hydrogen, dan yang terjadul yaitu pakai tenaga angin untuk membuang panas yang tidak terpakai tersebut. Bayangin lagi kalau panas yang dipakai di sepeda motor itu mencapai 100%, pasti bisa wazzwuusszz dijalanan. Tetapi ya tidak mungkin juga kalau dipakai sampai 100% karena piston dan keluarganya bisa macet alias tidak bisa jalan akibat pemuaian zat yang terkandung di dalamnya. Balik lagi ke saturated dan nilai jeblok yang didapat waktu UAS. Kenapa disebut jeblok, karena selain dua orang yang disebutkan di atas barusan, sisanya dapet nilai paling bagus D.

Dikarenakan terlalu percaya pada jampe-jampe rumus.

Makanya ini dosen rada lucu dan rada di sebelin juga sama temen-temenku yang lain dan yang dapet nilai jeblok, karena sudah ngasih jampe-jampe rumus yang berupa potokopian setumpuk dan dihapalkan dan bikinkan contekan diselip-selipan kertas tapi hasilnya NOL besar…

Karena begitu UAS dimulai, pas ditelaah dalam-dalam, gak taunya yang keluar itu soalnya bukan masalah yang berkaitan dan ngampangi dengan rumus-rumus segunung yang dikasih. Soal yang dibikin itu soal prinsip dasar dan pengaplikasianya ke mesin enjin dual combustion. Mesin dual combustion itu berbeda dengan mesin double combustion! Waspadalah.. karena akhir-akhir ini ada pabrikan sepeda motor yang menerapkan system double combustion tersebut. Mesin dual combustion itu ialah mesin enjin yang memiliki dua kali pengapian dan dua kali pengisian bahan bakar. Bahan bakar yang pertama itu gasoline dan yang selanjutnya itu diesel. Dalam mesin internal combustion kita hanya mengenal enjin diesel dan enjin gasoline secara umum dan awam. Nah kalau kedua senjin itu disatukan dalam sebuah konstruksi kompak sebuah enjin, maka akan dihasilkan mesin enjin yang disebut dual combustion.

Dan ini adalah hal sederhana, rumusnya juga gak sesulit rurmus trigonometri ataupun persamaan differensial. Pernah tau kan rumus persamaan a.b = b.a yang artinya kedua ruas harus bernilai seimbang alias kudu musti wajib harus sama, kalau tidak sama bukan rumus saya..hahahha..

Lha kok yo bejone, tiwas belom ngapalin apalagi bawa rumus yang segudang buat menghadapi UAS dan sempat berfikir sampai ketemu lagi semester depan sama pak dosen yang satu ini, alhamdulilah dikasih soal yang sederhana dan kukira semua bisa menjawab. Menghapal rumus tentang saturated aja bisa masa ngapalin persamaan kayak gitu aja lupa, pikirku. Tapi gak taunya emang temen-temen pada lupa..wahh kalau itu bukan kesalahan saya hehehe.. juga bukan kesalahan saudara menghapal rumus yang buanyaknya minta ampun, tetapi Cuma kurang beruntung saja dan terlalu melebih-lebihkan dan terlalu pede menerka-nerka sesuatu yang belum pasti terjadi.

Cukup berfikiran sederhana, gak perlu memberati diri dengan kemungkinan-kemungkinan yang belum pasti terjadi. Tetapi cukup lah bersikap sederhana dengan sepernuhnya dan jangan ribet, dibalik kesulitan ada kemudahan. Tergantung bagaimana kita mendefinisikan masalah, mau jadi segede gunung atau jadi segede gundu itu semua hanya ada di kepala kita sendiri. Ingat, dibalik kesulitan ada kemudahan, keberuntungan dan dibalik adonan gorengan itu belum pasti ada udang, tapi berfikirlah itu udang. Dari otak udang.